Real Madrid tersingkir dari Liga Champions setelah dipermalukan Ajax Amsterdam dengan skor telak 1-4 pada leg kedua 16 besar, Rabu (6/3) dini hari WIB. Madrid menang 2-1 pada leg pertama di markas Ajax, tapi skor itu tak cukup, mereka harus tersingkir dengan agregat 3-5.
Ajax bermain agresif sejak menit awal, tampaknya mereka bermain tanpa beban dan hanya ingin memberikan yang terbaik. Kondisi itu justru membuat pemain-pemain Ajax bisa bermain lepas, khususnya Dusan Tadic yang paling moncer pada laga tersebut.
Enam Hari yang Berjalan Sangat Buruk
Performa Madrid musim ini memang tidak stabil, dan mereka harus membayar mahal kesalahan itu. Setelah tersingkir dari Copa del Rey, kini mereka harus mengucapkan selamat tinggal dari Liga Champions.
Hanya dalam jarak enam hari saja, Madrid sudah tersingkir dari Copa del Rey dan Liga Champions – kompetisi yang mereka dominasi dalam tiga tahun terakhir – dan asa mereka di La Liga juga mulai luntur: tertinggal 12 poin dari Barcelona.
Santiago Bernabeu tidak lagi angker. Dengan kekalahan ini, Madrid mencatatkan empat kekalahan beruntun di Bernabeu. Tepatnya kalah dari Girona, dihajar Barcelona dua kali, lalu Ajax.
Terakhir kali Madrid menelan empat kekalahan beruntun di kandang terjadi pada 2004 lalu, yang membuktikan bahwa musim ini berjalan begitu buruk bagi Madrid.
Bersejarah Bagi Ajax Amsterdam
Performa Ajax pada pertandingan tersebut jelas akan mereka kenang sebagai salah satu performa terbaik mereka dalam sejarah kompetisi Eropa. Ajax patut bangga.
Mereka bermain dengan kepercayaan diri tinggi dan keberanian yang juga tinggi. Bahkan ketika Madrid beberapa kali mengancam, Ajax tidak gentar dan justru membenamkan Madrid dengan gol-gol mereka.
Sebelumnya Madrid, belum pernah takluk dengan margin sebesar itu saat bermain di kandang pada ajang Liga Champions.