Para Bintang Eksentrik yang Memberi Warna di Piala Dunia

Sejumlah pemain ekstentrik dari berbagai belahan dunia pernah ambil bagian di beberapa edisi di putaran final piala dunia. 

Para bintang ekstentrik bak para super star atau pesohor yang telah memberi warna tersendiri di lapangan hijau. Kontribusi mereka mungkin juga menonjol bagi timnya, namun hampir pasti yang paling diingat adalah yang membedakan mereka dengan pemain lainnya mulai dari potongan rambut, penampilan, gaya bermain, hingga hal-hal nyleneh atau tidak biasa yang dilakukan oleh para bintang tersebut. Berikut ini adalah sejumlah bintang eksentrik yang tampil lumayan apik dengan aksi atau penampilan ikonik dan penuh sensasi atau bahkan menuai kontroversi selama keikutsertaannya di piala dunia. 

JAGO TEBAK SKOR? MAIN DI W88

  1. Taribo West (Nigeria)

Bek tengah tim Elang Super ini menjadi andalan di piala dunia 1998 dan 2002. Penampilannya yang unik dengan rambut gimbal dikuncir keatas di dua sisinya ini merupakan bek tangguh yang sulit dilewati yang membuat barisan belakang solid, baik di timnas Nigeria maupun bersama klub-klubnya seperti Inter Milan, Auxerre, Kaiserslautern hingga Derby County dan Partizan Belgrade. Pasang taruhan anda untuk laga-laga tim asal Afrika di Qatar 2022 hanya di link alternatif W88. 

  1. El-Hadji Diouf (Senegal)

Gelandang serang ini paling dikenal penampilannya saat membawa Senegal yang menjadi debutan di edisi 2002 mampu melaju hingga perempat final. Diouf adalah pemain kunci tim besutan Bruno Metsu saat itu termasuk di laga-laga penting saat membungkam Prancis 1-0 dan Swedia 2-1 di babak 16 besar. Sayangnya, eks gelandang serba bisa Liverpool, Bolton dan Glasgow Rangers ini dikenal sering tersandung masalah indisipliner dan bertemperamen tinggi. Pemain ikonik dengan rambut pirangnya dan kecepatannya saat menggiring bola ini hanya membuat satu umpan gol di Japan-Korsel 2002. 

  1. Alexi Lalas (AS)

Penampilannya bak penyanyi rock dengan rambut panjang kemerahan dan jenggot kambing khasnya. Lalas yang pernah memperkuat klub Serie A, Padova di musim kompetisi 1994/95 dan 1995/96 adalah bek tengah timnas AS yang unggul dalam bola-bola di udara. Ia menjadi pemain belakang andalan USMNT di piala dunia 1994. Sayangnya, ia tidak lagi menjadi pilihan utama di Prancis 1998.

  1. Asamoah Gyan (Ghana)

Striker asal Ghana ini tampil di tiga edisi, 2006, 2010 dan 2014. Namun penampilannya di Afrika Selatan lah yang paling sering diingat dengan selebrasi golnya yang energik dengan tarian khasnya, menggunakan nomor punggung 3 yang umumnya dikenakan oleh pemain bertahan hingga kegagalannya mengeksekusi penalti di laga perempat final versus Uruguay yang bisa menjadi penentu timnya lolos ke semifinal. Penyerang gesit yang pernah memperkuat Udinese, Rennes dan Sunderland ini adalah top skor pemain Afrika di putaran final piala dunia, dengan enam gol.

  1. Carlos Valderamma (Kolombia)

Ia adalah playmaker andalan Kolombia yang tampil di tiga edisi piala dunia, 1990, 1994 dan 1998. Valderamma dikenal dengan penampilannya yang berambut kribo pirang. Prestasi terbaiknya adalah di Italia 1990 dimana ia bahu membahu bersama Rene Higuita membawa timnya melaju hingga perdelapan final sebelum disingkirkan Kamerun. Total ia mencetak satu gold dan empat umpan gol selama berlaga di putaran final. 

  1. Claudio Caniggia (Argentina)

Penyerang kurus Argentina ini sejatinya bukan striker subur di klubnya. Namun hal itu tidak menghentikan Carlos Bilardo dan Alfio Basile untuk membawanya dalam skuad piala dunia 1990 dan 1994. Perawakan fisiknya yang mirip suku Indian dengan rambut panjang pirang sebahu mudah dikenali di lapangan hijau. Ia total mencetak empat gol di putaran final, termasuk dua gol krusial, gol tunggal kemenangan ke gawang Brasil di perdelapan final dan gol penyeimbang di semi final versus Italia.

  1. Jose Chilavert (Paraguay)

Kiper yang dijuluki ‘bull dog‘ ini adalah sosok kunci lolosnya Paraguay ke babak 16 besar di piala dunia 1998 dan 2002. Chilavert bukan hanya solid di bawah mistar gawang, namun juga kerap mencetak gol dari tendangan bebas. Selama tampil di putaran final, ia mengeksekusi tendangan bebas langsung hampir di setiap laga, termasuk saat berhadapan dengan Bulgaria, Spanyol (2x), Jerman dan Slovenia. Sampai saat ini belum ada kiper lain yang melakukannya. 

  1. Cuauhtemoc Blanco (Meksiko)

Penyerang Meksiko ini tampil di edisi 1998, 2002 dan 2010. Gaya bermain playmaker ini dikenal dengan aksi nyentrik di debutnya lawan Korsel dimana ia menjepit bola dengan kedua kaki saat menggiring. Total Blanco telah berkontribusi dengan tiga gol dan tiga umpan gol selama berlaga di putaran final. 

  1. Jorge Campos (Meksiko)

Penjaga gawang yang satu ini bukanlah sosok yang berpostur tinggi namun hal itu tidak menjadi halangan untuk tampil memukau di piala dunia 1994 dan 1998. Campos tidak hanya tangguh dengan aksi akrobatiknya menghalau bola maupun penalti, ia juga kerap berlaga dengan kostum warna warni kontras yang berbeda di setiap pertandingan. 

  1. Luis Suarez (Uruguay)

Penyerang subur ini adalah andalan La Celeste sejak edisi 2010 hingga saat ini. Suarez yang kini telah berusia 35 tahun dikenal kerap melakukan aksi ngawur di lapangan yang bikin fans geleng-geleng kepala mulai dari melakukan gerakan menangkap bola di bawah mistar saat berhadapan dengan Ghana di perempat final Afsel 2010 hanya untuk menghalau peluang emas lawan hingga aksi gigit Chiellini di babak penyisihan edisi 2014 ketika berjumpa Italia. Meski mendapatkan sanksi larangan bermain berkali-kali, eks penyerang Liverpool, Barcelona dan Atletico Madrid ini tidak pernah kendor dalam mencetak gol atau sekedar membuat assist hingga membawa Uruguay melaju hingga semifinal saat menjalani debutnya. Total ia telah berkontribusi dengan enam gol dan empat umpan gol. Koleksinya masih bisa bertambah di piala dunia 2022 nanti.

  1. Rene Higuita (Kolombia)

Bicara soal bintang eksentrik, tidak ada pemain yang lebih nyentrik dari Rene Higuita. Ia bukan hanya mencolok di dalam lapangan dengan penampilan bak pembunuh bayaran dengan kumis dan rambut kribo tebal, aksi penyelamatan tendangan scorpion-nya maupun dengan menggiring bola hingga ke tengah lapangan meski tak jarang malah berujung blunder seperti yang dilakukan saat melawan Kamerun di babak perdelapan final piala dunia 1990 dimana penyerang veteran Roger Milla merebut bola darinya dan mencetak gol di gawang yang sudah kosong melompong. Meski begitu, Higuita tetap bandel. Di luar lapangan, eks kiper Atletico Nacional ini pernah terlibat dengan gembong narkoba.