Laga-laga Mengejutkan Asia dan Afrika di Piala Dunia

Di ajang piala dunia, tim-tim Asia dan Afrika mungkin belum bisa meraih gelar juara, namun telah beberapa kali tampil mengejutkan. Ada sejumlah laga-laga yang menunjukkan bahwa tim-tim Asia dan Afrika memiliki potensi besar untuk mampu melaju lebih jauh di putaran final piala dunia. Bukan tidak mungkin kesempatan itu muncul kembali di World Cup 2022 di Qatar nanti. 

Berikut ini adalah 9 pertandingan di mana tim-tim dari zona AFC dan CAF yang masih dianggap sebelah mata oleh sebagian tim-tim elit dunia mampu membuat kejutan dengan mengalahkan tim-tim mapan dari Eropa dan Amerika Selatan. Beberapa laga terjadi di babak fase grup namun ada juga beberapa laga lainnya terjadi di fase knockout. 

JAGO TEBAK SKOR? MAIN DI M88

  1. Korsel vs Jerman (Rusia 2018)

Laga ketiga di babak penyisihan grup F ini sejatinya tidak bakal mampu menyelamatkan peluang Kesatria Taeguk untuk lolos ke babak berikutnya setelah menelan dua kekalahan dari Swedia dan Meksiko. Sedangkan tim Panser mengincar tiga poin untuk lolos karena sempat terganjal dari tim Sombrero di laga perdana sebelum memetik kemenangan atas Swedia di laga kedua. 

Tetapi, hasil di lapangan sungguh jauh diluar nalar. Jawara bertahan Jerman dibuat frustasi setelah sejumlah peluangnya mampu dimentahkan barisan pertahanan Korsel. Anak asuhan Shin Tae Yong baru bisa mencetak gol di menit ke 93 lewat Kim Young-Gwon yang terbantu oleh VAR. Die Mannschaft pun mulai panik dan bernafsu untuk segera membalas, namun blunder Manuel Neuer justru berujung gol kedua yang diciptakan oleh Son Heung-Min. Jerman pun gagal lolos untuk pertama kalinya dari fase grup sejak edisi 1938. Pasang taruhan anda untuk laga-laga timnas Korsel di Qatar 2022 hanya di link alternatif M88. 

 

  1. Jepang vs Kolombia (Rusia 2018)

Tim Samurai Biru mengawali piala dunia 2018 dengan gemilang dengan tampil mengejutkan usai menaklukkan Kolombia 2-1. Gol-gol dicetak oleh tendangan penalti Shinji Kagawa dan tandukan Yuya Osako. Falcao dkk hanya bisa membalas lewat tendangan bebas Juan Quintero. Itu adalah kemenangan pertama Jepang atas tim asal Amerika Latin di ajang turnamen mayor. 

 

  1. Nigeria vs Spanyol (Prancis 1998)

Tim Elang Super Nigeria baru saja meraih medali emas di ajang olimpiade dua tahun sebelumnya. Jay-jay Okocha cs memiliki barisan pemain yang mumpuni untuk membuat kejutan di paial dunia. Namun menghadapi salah satu unggulan turnamen, Spanyol, mereka tetap dipandang sebelah mata. Laga ini berjalan seru dengan kedua tim saling membalas gol. Tim Matador unggul dahulu lewat tendangan bebas Fernando Hierro, namun tak lama kemudian Mutiu Adepoju menyamakan kedudukan lewat tandukan kepalanya. Di babak kedua, Spanyol kembali unggul usai bintang muda Raul Gonzales membobol gawang Nigeria. Tetapi petaka datang bagi Spanyol saat kiper mereka Andoni Zubizarretta membuat blunder setelah gagal menepis tendangan Garba Lawal. Sunday Oliseh pun mencetak gol kemenangan lewat tembakan kerasnya. 

 

  1. Aljazair vs Jerman Barat (Spanyol 1982)

Sebagai juara Eropa 1980, Jerman tentu sangat diunggulkan menghadapi tim debutan Aljazair. Sederet pemain bintang di skuad Juup Derwall bukan tandingan yang sepadan bagi Rabah Madjer cs. Namun di dalam lapangan semuanya berubah, Tim asal Afrika utara tersebut tampil ganas dengan serangan balik dan unggul cepat lewat Madjer muda sebelum menjadi bintang di FC Porto. Meski sempat menyamakan kedudukan lewat Karl Heinz-Rummeniege, tim Panser tak bisa terhindar dari kekalahan saat Lakhdar Belloumi membobol gawang Harold Schumacher untuk kedua kalinya. 

 

  1. Arab Saudi vs Belgia (AS 1994)

Tim debutan Arab Saudi bukanlah tim yang familier bagi Belgia. Mereka telah mengantongi dua kemenangan dan belum kebobolan di dua laga awal grup F. Mereka hanya butuh hasil seri untuk lolos sebagai juara grup. Sayangnya, yang terjadi justru diluar dugaan. Phillipe Albert dkk gagal mencetak gol lewat serangan bertubi-tubi sepanjang laga dan malah kecolongan lewat gol indah Saeed Owairan yang meliuk-liuk melewati lima pemain dari lapangan tengah bak Maradona di perempat final Meksiko 1986 saat mencetak gol kedua lawan Inggris. Gol tersebut dinobatkan sebagai salah satu yang terbaik dalam turnamen tersebut. 

 

  1. Argentina vs Kamerun (Italia 1990)

Menghadapi tim Tango yang berstatus juara bertahan di laga pembuka turnamen, tampaknya tidak menyiutkan nyali Kamerun sama sekali. Mereka tampil spartan dan membuat Maradona dan kolega tertekan sebelum akhirnya mampu membobol gawang Nery Pumpido lewat tandukan Francois Omam-Biyick. Itu adalah kemenangan perdana Singa Afrika di keikutsertaanya di piala dunia. Mereka pun mampu melaju hingga perempat final. 

 

  1. Korut vs Italia (Inggris 1966)

Gli Azzurri jauh diunggulan ketimbang lagi-lagi tim debutan Korea Utara, Mereka membutuhkan hasil seri untuk lolos. Namun naasnya, hasil di lapangan jauh diluar dugaan. Italia tersungkur ditangan tim Asia Timur ini lewat gol tunggal Pak Doo-ik. Korut pun melaju ke perempat final sebagai tim Asia pertama yang mampu melakukannya sementara Gianni Rivera dkk harus angkat koper lebih awal. 

 

  1. Prancis vs Senegal (Jepang-Korea 2002)

Sejarah kembali berulang saat juara bertahan takluk di laga pembuka turnamen. Mirip seperti yang dialami oleh Argentina di piala dunia 1990, Prancis seakan ketiban sial saat berhadapan dengan Senegal, yang notabene bekas negara jajahannya. Meski membombardir lawan nyaris sepanjang laga, tiga peluang emas mereka dari David Trezeguet dan Thierry Henry hanya membentur mistar dan tiang gawang. Singa Teranga akhirnya mampu mencuri gol dari kaki Pape Dioup memanfaatkan umpan sodoran El Hadji Diouf. Senegal pun mengulangi sukses Kamerun di Italia 1990 dengan mampu lolos hingga perempatfinal. 

 

  1. Korsel vs Italia (Jepang-Korea 2002)

Masih dari gelaran piala dunia 20 tahun lalu, partai 16 besar antara Korsel dan Italia adalah salah satu yang paling mengejutkan sekaligus dianggap kontroversial, terutama oleh publik Italia. Usai tampil apik di babak penyisihan, ujian berat dimulai dengan menantang Gli Azzurri yang sebenarnya tampil kurang mengesankan sepanjang fase grup. Italia memang unggul dahulu lewat tandukan Christian Vieri dan Buffon mampu menepis tendangan penalti Ahn Jung Hwan. Terlepas dari kartu merah yang diterima Totti, tim asuhan Giovanni Trappatoni terlampau sering membuang peluang plus penampilan cemerlang kiper tuan rumah Lee Won Jae. Kesatria Taeguk pun menyamakan kedudukan menjelang peluit panjang lewat tendangan Seol Ki Hyeon disusul oleh gol emas Ahn Jung Hwan di babak perpanjangan waktu.