Brasil adalah tim favorit di ajang kompetisi manapun, termasuk piala dunia. Hal itu tidak terbantahkan mengingat tim Samba masih menjadi pemegang rekor lima gelar juara masing-masing ditahun 1958, 1962, 1970, 1994 dan 2002. Performa mereka nyaris selalu stabil dari masa ke masa dengan lahirnya talenta-talenta di lapangan hijau yang tidak pernah berhenti. Selain itu, Selecao adalah satu-satunya tim yang tidak pernah absen di putaran final piala dunia sejak digelar pertama kali pada tahun 1930. Brasil juga merupakan tempatnya para pemain terbaik dunia dari Pele, Ronaldo dan Ronaldinho hingga Neymar saat ini. Tak heran jika mereka juga menjadi unggulan utama di Qatar 2022.
Pelatih & Bintang Andalan
Tim Samba masih ditangani oleh Tite yang telah menangani Neymar dkk sejak tahun 2016. Pelatih yang bernama lengkap Adenor Leonardo Bacchi ini paham dengan tekanan yang dihadapinya untuk mengakhiri paceklik gelar juara dunia di Qatar nanti mengingat skuad Brasil saat ini bisa dibilang dipenuhi oleh pemain bintang hampir di semua lini. Ia telah memberi gelar Copa America 2019 dan menjadi finalis dua tahun kemudian sehingga sudah saatnya Tite memenangkan gelar tertinggi tahun ini. Piala dunia 2022 adalah edisi keduanya setelah 2018 yang lalu dimana Brasil secara mengejutkan disingkirkan di perempat final. Gelar juara adalah hadiah perpisahan sempurnanya mengingat ia sudah memutuskan untuk mengundurkan diri usai piala dunia berakhir. Di level klub, eks gelandang saat masih aktif bermain ini sudah pernah memenangkan semua gelar domestik dan regional, termasuk Copa Libertadores 2012 dan Piala Dunia Antar Klub di tahun yang sama bersama Corinthians.
Di Qatar nanti, Selecao bakal mengandalkan beberapa muka-muka lama dari skuad piala dunia empat tahun lalu seperti sang kapten Neymar, kiper Liverpool Alisson Brecker, gelandang bertahan Casemiro hingga bek veteran Thiago Silva. Sementara, para punggawa baru yang bakal menjadi pemain kunci dalam skema permainan mereka saat ini adalah penyerang sayap muda Vinicius Jr, gelandang Lyon Lucas Paqueta, bek tengah Real Madrid Eder Militao, hingga penyerang Richarlison. Pasang taruhan anda untuk laga-laga seru tim Samba di Piala Dunia Qatar 2022 hanya di link alternatif m88.
Daftar pemain skuad sementara Brasil:
Penjaga gawang | Alisson Brecker (Liverpool), Ederson Moraes (Manchester City), Weverton (Palmeiras) |
Bek | Eder Militao (Real Madrid), Dani Alves (UNAM), Thiago Silva (Chelsea), Marquinhos (PSG), Guilherme Arana (Atletico Mineiro), Danilo, Alex Sandro (Juventus), Gabriel Magalhaes (Arsenal), Leo Ortiz (Red Bull Bragantino), Alex Telles (Sevilla), Renan Lodi (Atletico Madrid) |
Gelandang | Fabinho (Liverpool), Fred (Man United), Lucas Paqueta (Lyon), Casemiro (Real Madrid), Bruno Guimares (Newcastle Utd), Danilo (Palmeiras), Douglas Luiz, Phillipe Coutinho (Aston Villa), Everton Riberio (Flamengo), Gerson (Marseille) |
Penyerang | Neymar (PSG), Richarlison (Tottenham), Raphinha (Barcelona), Gabi Jesus, Gabriel Martinelli (Arsenal), Vinicius Jr, Rodrygo (Real Madrid), Anthony (Ajax), Gabriel Barbosa (Flamengo), Roberto Firmino (Liverpool), Matheus Cunha (Atletico Madrid) |
Taktik dan Formasi Andalan
Brasil di bawah asuhan Tite nyaris tidak pernah menggunakan formasi lain selain 4-2-3-1. Gaya permainan jogo bonito yang atraktif dengan aksi individu yang ciamik tak lagi dominan, meski masih terlihat sesekali yang dilakukan oleh beberapa pemain saja seperti Neymar dan Vinicius Jr. Tite lebih mengkombinasikan pertahanan yang tangguh dan permainan ofensif yang efektif.
Perkiraan susunan pemain utama:
Alisson; Marquinhos/Thiago Silva, Eder Militao, Renan Lodi, Alex Sandro; Casemiro, Fabinho; Lucas Paqueta, Neymar, Vinicius Jr; Richarlison/ Gabi Jesus
Perjalanan di babak kualifikasi
Brasil lolos ke putaran final tanpa kesulitan berarti selama babak kualifikasi. Neymar cs bahkan termasuk tim yang paling awal mengamankan tiket ke Qatar. Hasil laga mereka nyaris sempurna dengan 14 kali menang dan tiga kali seri tanpa kalah sekalipun. Berikut hasil lengkap perjalanan tim besutan Tite selama babak tersebut:
Lawan | Laga kandang | Laga tandang |
Argentina | – | 0-0 |
Uruguay | 4-1 | 2-0 |
Ekuador | 2-0 | 1-1 |
Peru | 2-0 | 4-2 |
Kolombia | 1-0 | 0-0 |
Cile | 4-0 | 1-0 |
Paraguay | 4-0 | 2-0 |
Bolivia | 5-0 | 4-0 |
Venezuela | 1-0 | 3-1 |
Kiprah Brasil di Piala Dunia
Selecao adalah satu-satunya negara yang tidak pernah absen di putaran final piala dunia. Brasil telah menjuarai kompetisi tertinggi ini sebanyak lima kali serta dua kali menjadi finalis di edisi 1950 dan 1998. Berikut ini adalah detil performa tim Samba sejak pertama kali tampil di ajang sepakbola terakbar empat tahunan ini.
- Uruguay 1930
Performa tim Samba di piala dunia edisi pertama ini tidak istimewa. Mereka gagal melaju ke semifinal setelah hanya meraih satu kemenangan dari Bolivia setelah menelan kekalahan dari Yugoslavia sebelumnya.
- Italia 1934
Brasil masih tampil dibawah standar di edisi kedua. Di piala dunia yang menggunakan format sistem gugur langsung ini, mereka langsung tumbang di laga pertama melawan Spanyol dengan skor 1-3.
- Prancis 1938
Pencapaian Selecao menanjak drastis di edisi ketiga. Leonidas dkk mampu melaju hingga semifinal usai menyingkirkan Polandia 6-5 lewat perpanjangan waktu, dan Cekoslovakia lewat partai ulang. Sayangnya, ambisi lolos ke final dihentikan oleh mereka sendiri yang sengaja tidak menurunkan sang bintang Leonidas saat menghadapi Italia di babak empat besar agar fit di partai puncak. Tim Samba pun hanya bisa meraih peringkat ketiga.
- Brasil 1950
Inilah kali pertama Brasil menjadi tuan rumah. Dengan harapan dan motivasi yang membumbung tinggi, mereka melaju mulus ke babak final usai menggulung Meksiko 4-0 dan Yugoslavia 2-0 plus hasil seri vs Swiss. Di piala dunia yang satu-satunya menggunakan format final four ini, Ademir cs juga tampil menyakinkan atas Swedia (7-1) dan Spanyol (6-1) di dua laga awal. Sayangnya, disaat hanya membutuhkan hasil seri untuk merengkuh gelar pertamanya, tim Samba justru tersungkur di tangan Uruguay dengan skor 1-2 di stadion Maracana yang penuh sesak dengan para pendukung mereka. Kekalahan tersebut bahkan menjadi tragedi nasional.
- Swiss 1954
Empat tahun berselang, tim Samba diperkuat oleh Didi dan Djalma Santos. Sayangnya, perjuangan mereka dalam edisi tersebut sudah harus terhenti di babak 8 besar usai takluk 2-4 dari tim Magyar Hungaria setelah melewati hadangan lagi-lagi Meksiko dan Yugoslavia di babak penyisihan.
- Swedia 1958
Di edisi inilah untuk pertama kalinya, Brasil mengangkat trofi Jules Rimet pertamanya. Diperkuat oleh Sandro Mazzola, Vava, Didi hingga Pele muda, mereka tampil tanpa cela dengan mengalahkan Austria 3-0 dan Uni Soviet 2-0 plus ditahan imbang Inggris tanpa gol di babak penyisihan. Di perempat final, akibat sejumlah pemain yang cedera, anak asuhan Vicente Feola ini sempat harus bersusah payah menyingkirkan Wales sebelum akhirnya kembali tampil atraktif saat membantai Prancis di semifinal dan tuan rumah Swedia di final dengan skor yang sama, 5-2.
- Cile 1962
Selecao menjadi tim kedua setelah Italia yang mampu mempertahankan gelar. Di Cile, mereka sempat dibuat was-was saat Pele menderita cedera di babak peenyisihan usai menahan imbang Cekoslovakia di laga kedua. Beruntung, Brasil memiliki bintang lain, Garrincha dan Amarildo yang membawa Samba bersinar di edisi tersebut dengan melewati Inggris di perempat final, tuan rumah di semifinal sebelum menggusur Cekoslovakia di partai puncak dengan skor 3-1.
- Inggris 1966
Piala dunia 1966 adalah edisi yang ingin dilupakan oleh Pele cs. Datang sebagai juara bertahan, mereka justru harus pulang lebih awal setelah gagal lolos dari babak fase grup. Sang legenda Pele lagi-lagi harus cedera di laga kedua ketika dikalahkan Hungaria. Di partai pamungkas, Pele yang dipaksakan bermain pun tidak bisa mencegah kekalahan dari Portugal. Itulah pencapaian terburuk tim Samba dalam sejarah keikutsertaannya.
- Meksiko 1970
Empat tahun berselang menjadi salah satu piala dunia terbaik bagi tim Samba. Edisi ini juga merupakan penampilan terakhir Pele di ajang terakbar empat tahunan ini. Brasil begitu perkasa menyisihkan lawan-lawannya meski tidak selalu dengan skor telak. Di fase grup, mereka mengalahkan Rumania, Inggris dan Cekoslovakia. Sedangkan, di fase gugur, Pele dkk yang tampil dengan permainan atraktif ala jogo bonito benar-benar menyihir publik dengan menggusur Peru 4-2 dan Uruguay 3-1 sebelum menbenamkan Italia 4-1.
- Jerman Barat 1974
Usai Pele pensiun dari timnas, Selecao tampak mulai goyah. Mereka bukan lagi terlihat sebagai tim yang layak diunggulkan. Performa Rivelino dkk kurang meyakinkan di babak penyisihan setelah hanya menang atas Zaire namun ditahan imbang tanpa gol oleh Yugoslavia dan Skotlandia. Di fase grup kedua, Brasil dibuat tak berdaya saat bersua Belanda, meski sempat menang atas Jerman Timur dan rival terberatnya di Amerika Selatan, Argentina. Pada akhirnya, mereka hanya finis di posisi kedua pada klasemen akhir dan hanya bisa berlaga di perebutan tempat ketiga. Sayangnya, mereka pun tidak bisa mengatasi Polandia di laga tersebut.
- Argentina 1978
Performa Brasil di edisi kali ini tak jauh berbeda dibandingkan empat tahun sebelumnya. Ditangani oleh Claudio Coutinho, permainan atraktif tidak begitu dominan terlihat. Mereka sempat bersusah payah lolos dari fase grup meski hanya tergabung bersama Swedia, Spanyol dan Austria. Lolos ke babak berikutnya hanya sebagai runner-up grup, tim Samba sempat tampil apik saat menggilas Peru 3-0 dan Polandia 3-1 namun harus tertahan saat menghadapi tuan rumah. Lagi-lagi, mereka hanya duduk di peringkat kedua di klasemen akhir fase grup kedua setelah kalah selisih gol dengan tim Tango.Kali ini, Nelinho cs mampu meraih tempat ketiga kali ini usai mengalahkan Italia 2-1.
- Spanyol 1982
Ini adalah awal masa kelam tim Samba dimana mereka gagal lolos ke empat besar meski tampil menghibur dengan kembalinya gaya jogo bonito yang diusung pelatih Tele Santana. Sayangnya, mereka hanya tangguh saat melawan Uni Soviet, Skotlandia, Selandia Baru di babak penyisihan plus Argentina di fase grup kedua namun ditumbangkan Italia 2-3.
- Meksiko 1986
Kesialan Brasil masih berlanjut di edisi kali ini. Socrates dkk tampil bagus di babak penyisihan saat tergabung bersama Spanyol, Irlandia Utara dan Aljazair, plus Polandia di perdelapan final. Namun, lagi-lagi mereka tersungkur saat berhadapan dengan tim tangguh. Juara Eropa Prancis mengalahkan mereka di perempat final lewat adu penalti.
- Italia 1990
Performa tim Samba malah menurun di 1990. Pelatih Sebastian Lazaroni mengandalkan pertahanan ketat mengesampingkan permainan indah. Sayangnya, hal ini justru malah menjadi blunder. Careca dan kolega tampil kurang meyakinkan di babak penyisihan sebelum langkahnya dihentikan Argentina di perdelapan final.
- AS 1994
Carlos Alberto Pareira akhirnya membawa Brasil mengakhiri dahaga gelar juara di AS. Eks pelatih Kuwait dan UEA tersebut dengan bijak mampu menggabungkan pertahanan tangguh dan permainan cantik saat menyerang bagi Romario cs. Usai melewati hadangan Rusia, Kamerun dan Swedia di fase grup, mereka menyisihkan tuan rumah (1-0), Belanda (3-2) dan Swedia (1-0) di fase gugur sebelum mengalahkan Italia lewat adu penalti di final.
- Prancis 1998
Selecao turun dengan pemain-pemain senior dari skuad AS 1994 plus beberapa bintang baru seperti Ronaldo Luiz, Roberto Carlos dan Rivaldo. Gaya permainan atraktif kembali terlihat disini namun mereka harus bersusah payah menuju puncak, termasuk ditumbangkan Norwegia di babak penyisihan sebelum lolos ke fase gugur, dan menyingkirkan Denmark dan Belanda dalam laga ketat di perempat final dan semifinal setelah tim asuhan Mario Zagallo menghentikan Cile di babak 16 besar. Namun, Brasil tenggelam dihadapan tuan rumah di partai puncak.
- Jepang-Korsel 2002
2002 adalah kali terakhir Brasil mengangkat trofi piala dunia. Trisula Ronaldo-Rivaldo-Ronaldinho merajalela dengan permainan indah dan pertahanan ketat. Tim besutan Felipe Scolari melangkah mantap sejak awal mulai mengungguli Turki, Tiongkok dan Kosta Rika di babak penyisihan, menyingkirkan Belgia, Inggris dan Turki di fase grup hingga membungkam Jerman 2-0 di final.
– Jerman 2006
Brasil turun dengan skuad senior yang matang. Sayangnya, sejumlah pemain bintang, termasuk Ronaldinho dan Kaka justru tampil antiklimaks akibat kelelahan usai kompetisi Eropa. Penampilan mereka tidak begitu mengesankan sepanjang turnamen hingga akhirnya disingkirkan Prancis di perempat final.
- Afsel 2010
Tim Samba sejatinya memiliki modal bagus sebelum turnamen sebagai jawara Copa America 2007 dan Piala Konfederasi 2009. Namun anak asuhan Dunga ini ternyata tak bisa berbuat banyak saat berhadapan dengan tim tangguh Eropa. Robinho dkk ditahan imbang tanpa gol lawan Portugal di fase grup dan takluk 1-2 dari Belanda di perempat final, meski bermain efektif saat menaklukan Pantai Gading, Korea Utara dan Cile.
- Brasil 2014
Harapan merengkuh gelar keenam sempat membumbung tinggi saat menjadi tuan rumah di edisi 2014. Tim Samba tampil mengesankan saat menang atas Kroasia dan Kamerun, namun gagal mencetak gol saat ditahan imbang Meksiko 0-0 di babak penyisihan, kemudian harus susah payah menyingkirkan Cile dan Kolombia di fase gugur. Harapan itu kemudian sirna saat Neymar cedera parah usai laga perempat final. Selecao pun loyo dihadapan Jerman setelah dibabat habis 1-7 di partai semifinal sebelum dibenamkan Belanda 0-3 di playoff tempat ketiga.
- Rusia 2018
Penunjukan Tite sempat dianggap membawa angin segar sekaligus harapan baru bagi Selecao untuk kembali ke puncak. Sayangnya, ketimbang bermain cantik, mereka lebih sibuk mengandalkan aksi diving Neymar yang berlebihan dan kesulitan melewati rintangan tim-tim Eropa. Usai menyingkirkan Meksiko di babak 16 besar, Brasil kembali gagal di perempat final setelah dikalahkan Belgia 1-2.
Pemain Legendaris
Beberapa pemain legendaris Brasil di piala dunia diantaranya adalah:
Posisi | Edisi piala dunia | |
Pele | Penyerang | 1958, 1962, 1966, 1970 |
Garrincha | Penyerang sayap | 1958, 1962, 1966 |
Mario Zagallo | Gelandang serang | 1958, 1962 |
Zico | Gelandang serang | 1978, 1982, 1986 |
Romario | Penyerang | 1990, 1994 |
Roberto Carlos | Bek sayap | 1998, 2002, 2006 |
Ronaldo Luiz | Penyerang | 1998, 2002, 2006 |
Rivaldo | Gelandang serang | 1998, 2002 |
Ronaldinho | Penyerang sayap | 2002, 2006 |
Taffarel | Penjaga gawang | 1994, 1998 |
Jadwal di Fase Grup
Berikut ini adalah jadwal pertandingan Brasil di babak penyisihan:
- vs Serbia (Jumat, 25 November 2022 pukul 02.00 WIB)
- vs Swiss (Senin, 28 November 2022 pukul 23.00 WIB)
- vs Kamerun (Sabtu, 3 Desember 2022 pukul 02.00 WIB)