Timnas Polandia baru saja mengumumkan keputusan mengejutkan dengan mencoret bek senior Maciej Rybus dari skuad piala dunia nanti. Hal ini diungkapkan langsung oleh federasi sepakbola setempat dan didukung oleh pelatih Czeslaw Michniewicz.
Keputusan ini harus diambil bukan karena hal teknis mengingat skuad untuk putaran final piala dunia 2022 baru akan diumumkan di awal bulan November nanti, melainkan karena faktor politik. Rybus membuat keputusan krusial di bursa transfer musim panas ini dengan bergabung dengan klub elit Liga Rusia, Spartak Moscow. Bek kiri 32 tahun ini memilih tetap berada di negara yang sedang diskors oleh UEFA, FIFA dan berbagai organisasi olahraga lainnya karena aksi brutal dalam invasinya ke Ukraina yang masih berlanjut hingga saat ini sejak bulan Februari lalu.
Federasi sepakbola Polandia, PZPN, pun telah merilis pernyataan mengenai pencoretan Rybus ini.
“Karena situasi yang berkaitan dengan klub yang dibelanya saat ini, ia tidak akan dipanggil untuk pemusatan latihan timnas Polandia di bulan September nanti dan tidak akan dimasukkan dalam penentuan skuad final untuk Piala Dunia Qatar.”
Polandia sendiri berada di grup yang cukup alot bersama Argentina, Meksiko dan Arab Saudi. Menurut jadwal piala dunia yang telah dirilis, Robert Lewandowski dan kolega akan menantang Meksiko di laga pertama sebelum bertemu Arab Saudi dan terakhir Argentina di grup C ini. Peluang mereka untuk lolos cukup terbuka meski tidak mudah
JAGO TEBAK SKOR? MAIN DI 12bet
Karir Maciej Rybus
Maciej Rybus sejatinya adalah salah satu pemain kunci yang diharapkan bisa tampil di Qatar nanti. Ia adalah pemain timnas yang telah lama membela Polandia di beberapa turnamen mayor. Rybus menjalani debut internasionalnya pada tahun 2009 yang lalu. Sejauh ini ia sudah tampil di 66 pertandingan dan mencetak dua gol. Ia pernah terpilih dalam skuad final untuk Piala Eropa 2012 saat Polandia menjadi tuan rumah dan piala dunia 2018 yang lalu.
Karir Rybus tampaknya memang lebih berjodoh di Liga Rusia. Ia telah memperkuat Terek Grozny selama empat tahun pada periode 2012-2016 dan lima musim bersama Lokomotiv Moscow sejak 2017 hingga tahun ini. Spartak adalah klub ketiganya di negeri Beruang Merah ini. Pemain kelahiran Lowicz ini sempat mencoba peruntungannya di Liga Prancis dengan bergabung bersama Lyon di musim 2016-2017 namun ia gagal menembus tim utama. Rybus hanya tampil sebanyak 19 kali bersama Les Gones. Tak heran jika pada akhirnya tawaran membela Spartak Moscow pun disabetnya mengingat usianya yang sudah menginjak kepala tiga. Prestasi terbaiknya adalah membawa Lokomotiv juara liga Rusia 2018, Piala Rusia 2019 dan 2021 serta Piala Super Rusia 2019. Pasang taruhan anda untuk laga-laga seru timnas Polandia di Piala Dunia Qatar 2022 di link alternatif 12bet.
Kiprah Polandia di Piala Dunia
Polandia telah lolos delapan kali lolos ke putaran final piala dunia sebelum Qatar 2022 ini. Tim asal Eropa timur pertama kali menjalani debutnya di Italia 1938. Saat itu piala dunia masih menggunakan sistem gugur dan mereka langsung tersingkir setelah kalah 5-6 dari Brasil lewat babak perpanjangan waktu.
Negara yang terletak di sebelah Timur Jerman ini baru kembali ke kancah turnamen mayor di piala dunia 1974. Diperkuat oleh Gregorz Lato dan Andrej Szarmach, Polandia merajalela di putaran final dengan mengalahkan Argentina 3-2, finalis piala dunia edisi sebelumnya Italia 2-1 sebelum kalah dari tuan rumah Jerman 0-1 di fase grup putaran kedua yang menggantikan babak perdelapan final, perempat final dan semifinal. Mereka akhirnya mampu meraih tempat ketiga usai membungkam juara bertahan Brasil 1-0. Periode 1970an hingga awal 1980a bisa dibilang adalah masa keemasan timnas Polandia. Di Spanyol 1982, mereka kembali merebut tempat ketiga setelah mengalahkan salah satu tim unggulan Eropa, Prancis 3-2. Sebelumnya, mereka telah membantai Peru 5-1 di babak penyisihan, menggulung runner-up Piala Eropa 1980, Belgia 3-0 di fase grup kedua. Namun, Zbigniew Boniek cs lagi-lagi takluk di semifinal. Kali ini Italia lah yang menggasak mereka 2-0 dan kemudian bablas menjadi juara. Itulah dua pencapaian terbaik mereka sepanjang sejarah keikutsertaannya di ajang sepakbola terakbar empat tahunan ini.
Setelah lama absen di dekade 1990an usai lolos terakhir di Meksiko 1986, Polandia kembali muncul di putaran final edisi 2002, dan berikutnya di 2006 dan 2018. Sayangnya, mereka belum bisa mengulangi masa kejayaan mereka. Bahkan untuk sekedar lolos dari babak penyisihan grup selalu kesulitan. Di tiga kesempatan terakhir, tim ini selalu hanya meraih satu kemenangan dan dua kekalahan di fase grup. Kemenangan mereka selalu hadir di partai terakhir, usai menelan pil pahit di dua laga awal. Uniknya, ketiga kemenangan tersebut terjadi saat menghadapi tim-tim diluar zona Eropa dan Amerika Selatan. Emanuel Olisabede dkk membekuk AS 3-1 di Jepang-Korsel 2002, lalu Ebi Smolarek cs menyikat Kosta Rika 2-0 di Jerman 2006 dan terakhir Robert Lewandowski dan kolega membungkam Jepang 1-0 di Rusia 2018. Apakah ini sebuah penanda bahwa Polandia bakal mengalahkan Argentina mengingat itu adalah laga ketiga mereka di babak penyisihan kali ini? Hanya waktu yang bisa menjawab dan tidak ada yang tidak mungkin dalam sepakbola.