Menuju Qatar 2022: Iran Pecat Dragan Skocic, Tiga Calon Pengganti Muncul

Iran secara mengejutkan memecat pelatih yang membawanya lolos ke Qatar, Dragan Skocic, kemarin meski putaran final hanya berselang empat bulan lagi.

Keputusan FFIRI (PSSI-nya Iran) ini tentunya dirasa kurang tepat oleh sejumlah pihak. Apalagi beberapa waktu lalu mereka juga baru saja mengumumkan bahwa Skocic akan memimpin tim Melli, julukan timnas Iran, di piala dunia 2022 nanti. Menurut beberapa pengamat, pemberhentian pelatih berdarah Kroasia yang menggantikan Marc Wilmots di bulan Februari 2020 ini berkaitan dengan dua hasil negatif di tiga laga terakhir, termasuk laga ujicoba melawan Aljazair bulan Juni lalu. Tampaknya rekor 15 kemenangan dalam 18 laga tidak dihiraukan. 

Situasi ini mirip dengan apa yang terjadi di tahun 1998 dimana saat persiapan menjelang piala dunia di tahun yang sama, Iran pecat pelatih mereka saat itu, Tomislav Ivic, karena menderita kekalahan telak 1-7 dari AS Roma dalam partai ujicoba. Penggantinya adalah pelatih lokal, Jalal Talebi. Hal yang sama nyaris terulang sebelum piala dunia 2006 saat Kemenpora Iran berusaha mengganti pelatih kepala saat itu, Branko Ivankovic. Namun hal itu digagalkan oleh FFIRI.  

Saat ini mereka telah menyaring sejumlah nama untuk mengganti posisi Skocic. Mereka adalah Amir Ghalenoei dan due eks bintang Iran di periode yang berbeda, Ali Daei dan Javad Nekounam. Simak profil dan peluang mereka terpilih menjadi pelatih tim Melli selanjutnya. 

JAGO TEBAK SKOR? MAIN DI 12bet

Profil Para Calon Pengganti 

Amir Ghalenoei adalah salah satu kandidat yang berpengalaman. Ia pernah menjabat sebagai pelatih timnas Iran di tahun 2006 hingga 2007, termasuk memimpin mereka di Piala Asia 2007 yang diadakan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Namun, performa anak asuhannya mengecewakan karena gagal lolos ke semifinal usai dikalahkan oleh Korea Selatan lewat adu penalti. Ia pun dilengserkan dari jabatannya tak lama setelah tersingkir. Di level klub, pelatih yang kini berusia 58 tahun ini pernah merengkuh lima gelar juara Liga Iran, tiga kali bersama Esteghlal dan dua kali saat menangani Sepahan. Saat ini, Ghaleneoi masih tercatat sebagai pelatih klub Gol Gohar. Pasang taruhan anda untuk laga-laga di timnas Iran di piala dunia 2022 di link alternatif 12bet. 

Calon berikutnya sudah tidak asing lagi namanya di kancah sepakbola dunia, Ali Daei. Mantan bintang, kapten dan mesin gol tim Melli ini menjadi salah satu pemain di negeri tersebut yang pernah bermain di liga top Eropa, tepatnya di Bundesliga. Daei sempat lima tahun berkarir di Jerman bersama Arminia Biefield, Bayern Munich dan Hertha Berlin. Daei menjadi bagian dari skuad Iran di piala dunia 1998 dan 2006. Namun karirnya sebagai pelatih, bisa dibilang tidak terlalu istimewa. Sempat ditunjuk menangani timnas di tahun 2008 hingga 2009, kiprah anak asuhnya dikritik habis-habisan karena hanya mampu menang sekali di lima laga babak kualifikasi piala dunia 2010. Iran pecat Daei tak lama kemudian. Di level klub, ia sempat memimpin Saipa juara liga Iran di tahun 2007, mengantarkan Persepolis juara Piala Iran (Hazfi Cup) dua musim berturut-turut di 2010 dan 2011, plus membawa Naft Tehran menjuarai ajang yang sama di tahun 2017. Tim terakhir yang dilatih Daei adalah Saipa di tahun 2019 namun gagal mengulangi sukses di periode pertamanya. Alhasil, ia pun dipecat saat itu. 

Kandidat lain yang muncul adalah bekas anak buah Amir Ghalenoei dan mantan bintang timnas Iran di era 2000an hingga awal 2010an. Nekounam juga ikut tampil di piala dunia 2006 dan 2014. Prestasinya sebagai pelatih mungkin belum terlalu mentereng. Ia hanya pernah membawa klub yang ditanganinya saat ini, Foolad, merengkuh gelar Piala Iran dan Piala Super Iran di tahun 2021. Di kompetisi domestik, klub yang mulai dipimpin oleh eks pemain Osasuna sejak tahun 2019 ini dibawanya finis di urutan ketiga, keenam dan kelima di klasemen akhir. Sebelumnya, Nekounam membawa klub kecil FC Nassaji Mazandaran mendapatkan promosi ke divisi utama, Liga Pro Persia, nama baru Liga Iran. 

Performa Iran di Piala Dunia dengan Pelatih Lokal

Tim Melli telah enam kali lolos ke putaran final piala dunia. Sebelum Qatar 2022, tim Persia ini tampil di edisi 1978 saat menjalani debutnya, diikuti dengan berlaga di Prancis 1998, Jerman 2006, Brasil 2014 dan Rusia 2018. Dari lima penampilannya tersebut, hanya dua kali Iran ditangani oleh pelatih lokal, yaitu di Argentina 1978 dan Prancis 1998. Di tiga kesempatan lainnya, pelatih asing lah yang memegang komando tim. 

Meski Iran sejauh ini belum berhasil melaju ke babak 16 besar sepanjang sejarah partisipasinya di piala dunia, rekor performa mereka saat dilatih arsitek tim asing sejatinya sedikit lebih baik. Hal ini paling terlihat di edisi 2018 lalu saat tim asuhan Carlos Queroz mampu mengumpulkan empat poin, rekor tertinggi Iran di piala dunia, hasil dari kemenangan atas Maroko dan hasil imbang lawan Portugal setelah sempat takluk 0-1 saja dari Spanyol. Performa mereka lebih baik ketimbang di Brazil 2014 dan Jerman 2006 dimana Javad Nekounam cs hanya mampu meraih satu poin saja. 

Sementara, bersama pelatih lokal, performa tim Melli tidak begitu menggembirakan. Saat menjalani debutnya di edisi 1978, anak asuhan Heshmat Mohajerani sempat menahan Skotlandia 1-1 namun digasak 0-3 oleh Belanda dan 1-4 oleh Peru. Sedangkan di Prancis 1998, Ali Daei dan kolega tampil sedikit lebih baik dibawah asuhan Jalal Talebi. Iran mampu menang atas AS 2-1 meski tetap harus menelan pil pahit saat menghadapi Yugoslavia dan Jerman. Setidaknya, kekalahan mereka tidak lagi telak, hanya 0-1 dan 0-2 saja dari dua wakil benua biru tersebut. 

Di World Cup 2022 nanti, siapapun yang terpilih akan menjalani ujian berat untuk sekedar membawa timnya melaju ke perdelapan final. Menurut jadwal piala dunia yang telah dirilis, Iran akan berhadapan dengan Inggris di laga perdana, dilanjutkan partai melawan AS dan Wales di laga terakhir babak penyisihan grup.