Teka-Teki Masa Depan David De Gea

Nasib David de Gea di Manchester United masih belum pasti karena kontraknya akan berakhir pada akhir bulan ini, dan id88bet belum dapat mengonfirmasi mengenai kontrak baru di Old Trafford. Sejak kedatangannya pada tahun 2011, de Gea telah bermain dalam 540 pertandingan di sepakbola Inggris. De Gea mencatatkan jumlah kesalahan yang mengakibatkan gol tertinggi dalam sejarah Premier League di antara kiper Spanyol, dengan total 17 kesalahan.

Jika ini benar-benar akan menjadi minggu terakhirnya di sepakbola Inggris, merangkum karir David de Gea selama 12 tahun di Old Trafford bukanlah hal yang mudah. Musim lalu De Gea meraih penghargaan Golden Glove dan melampaui rekor clean-sheet Peter Schmeichel. Untuk kedua kalinya, De Gea berhasil mengungguli penjaga gawang lainnya dengan mencatatkan jumlah pertandingan tanpa kebobolan terbanyak. Meskipun jumlah clean sheet-nya sebanyak 16 pada musim lalu tidak sebanyak 18 yang ia raih pada musim 2017/18. Pada usia 32 tahun, De Gea mendapatkan kritik bersama dengan kesalahan yang mencolok, yang mengarah pada pendapat bahwa United harus memprioritaskan untuk memperbaiki permasalahan di posisi penjaga gawang pada musim panas ini.

Menjadi penjaga gawang untuk salah satu klub terbesar di dunia memiliki beban tambahan. Bukan hanya sebagai penjaga gawang dengan gaji tertinggi di dunia, tetapi ia juga memegang predikat sebagai pemain Spanyol dengan bayaran tertinggi. Namun, penting untuk dicatat bahwa status ini tidak selalu menjamin kesuksesan, begitu pula dengan catatan clean sheet-nya yang mengesankan tidak menceritakan cerita sepenuhnya. Sejak tahun 2011, De Gea dianggap cukup mampu untuk menggantikan Erwin van der Sar di bawah asuhan Sir Alex Ferguson ketika ia masih berusia 20 tahun. Dibeli dengan biaya rekor Inggris sekitar 18,9 juta pounds, De Gea telah memperlihatkan kemampuannya di Atletico Madrid. Semenjak kedatangannya, De Gea memainkan peranan penting dan tetap menjadi penjaga gawang utama Manchester United sepanjang masa kepelatihan David Moyes, Louis van Gaal, Jose Mourinho, Ole Gunnar Solskjaer, Ralf Rangnick, dan, sampai saat ini, Erik ten Hag.

Kabar kepergian David de Gea diselimuti ketidakpastian. Sudah dikabarkan bahwa masa depan De Gea akan mendapat kepastian, tetapi akhir musim berakhir tanpa ada indikasi pertandingan terakhirnya bagi klub. Namun demikian, ketika akhir kontraknya semakin dekat, masa depannya tiba-tiba menjadi fokus utama. Telah terungkap bahwa United ingin mempertahankannya, tetapi dengan bayaran yang lebih rendah. United menarik kembali proposal perpanjangan kontrak yang sebelumnya disepakati De Gea. Kabar mengatakan bahwa De Gea telah menyetujui pengurangan signifikan dalam gajinya per minggu sebesar 375.000 pounds, tetapi klub gagal menandatangani kontrak tersebut. De Gea tetap berkomitmen untuk tinggal di Old Trafford selama ia masih dibutuhkan.

Dengan kedatangan Erik ten Hag setahun yang lalu, menjadi jelas jika De Gea tidak cocok dengan gaya bermain yang disukai oleh Ten Had selama di Ajax. De Gea tidak memenuhi persyaratan yang diharapkan oleh manajer yang mementingkan penguasaan bola. Manchester United telah memulai diskusi awal dengan Inter Milan mengenai Andre Onana, dan opsi lain seperti David Raya dari Brentford dan Diogo Costa dari Porto. Ten Hag mendukung De Gea, tetapi dia tidak pernah menjamin bahwa pemain Spanyol itu akan menjadi kiper pilihan utama musim depan. Ten Hag ingin membangun tim yang nyaman dalam membangun serangan dari bawah, dengan seorang kiper yang tegas saat keluar dari garis gawangnya. Kehadiran De Gea yang konsisten di lapangan tentu memainkan peran, tetapi sejauh mana ia menentukan nasib United tetap menjadi pertanyaan yang menggantung. Di antara berbagai masalah yang perlu dipecahkan di United, ketiadaan kiper pilihan utama yang dapat diandalkan akan menjadi perhatian utama bagi Ten Hag.