Rusia Pertimbangkan Pindah Konfederasi Menuju Asia

Sebuah kabar mengejutkan muncul dari Rusia saat mereka mulai mempertimbangkan pindah konfederasi ke zona AFC. Hal ini terkuak akibat sanksi dari UEFA dan FIFA yang bakal berlanjut hingga waktu yang belum ditentukan.

Berita ini hadir usai laporan dari wartawan Rusia Nobel Arustamyan mendadak viral yang menyebutkan bahwa RFS (PSSI-nya Rusia) sedang mempertimbangkan sejumlah opsi untuk meninggalkan keanggotaan UEFA secara permanen dan menjajaki pindah konfederasi ke Asia dengan bergabung bersama AFC. Langkah ini diambil menyusul sanksi berkepanjangan UEFA dan FIFA yang dimulai dengan dibatalkannya penunjukan stadion Krestovsky sebagai tuan rumah final Liga Champioms musim ini, dikeluarkannya timnas Rusia dari ajang playoff piala dunia 2022 serta Spartak Moscow dari ajang Liga Europa musim ini. Sepakbola Rusia pun tersiolir yang bisa berakibat buruk bagi perkembangan sepakbola mereka secara keseluruhan.

Meski begitu, sejatinya sanksi dari UEFA dan FIFA tak terhindarkan dan yang bisa menghentikan sanksi tersebut adalah presiden mereka sendiri yang masih bersikeras meneruskan invasinya tanpa mempedulikan berbagai aspek lain, termasuk masa depan sepakbola Rusia itu sendiri. Sayangnya invasi ke Ukraina pun belum menujukkan kejelasan berapa alam akan berlangsung. RFS pun harus putar otak untuk menormalisasi keadaan sepakbola Rusia di masa sulit ini meskipun mungkin akan membutuhkan waktu dan persetujuan dari sejumlah negara-negara anggota AFC.

JAGO TEBAK SKOR? MAIN DI M88

Peluang Sepakbola Rusia Bersama AFC

Jika perpindahan itu benar-benar terjadi maka peluang timnas dan klub-klub Rusia untuk menuai prestasi sejatinya lebih besar. Mereka bukan lagi tim kuda hitam yang performanya naik turun seperti di zona UEFA namun langsung menjadi salah satu tim elit bersama Jepang, Korsel, Iran, Arab Saudi dan Australia.

Di level klub, selama ini klub-klub elit mereka seperti Spartak Moscow, CSKA Moscow, Zenit St Peterseburg dan Lokomotiv Moscow tak pernah melaju jauh di Liga Champions Eropa. Prestasi terbaik klub Rusia di kompetisi tertinggi antar klub Eropa tersebut hanyalah menjadi semifinalis di musim 1990/91. Saat itu Spartak Moscow harus berhadapan dengan raksasa Prancis Olympique Marseille. Mereka akhirnya takluk dengan gol agregat 2-5. Namun di Piala UEFA/Liga Europa, dua wakil mereka, CSKA Moscow dan Zenit St.Petersburg pernah merengkuh gelar juara di musim 2004/05 serta 2007/08 usai membungkam lawan-lawannya yaitu Sporting Lisbon dan Glasgow Rangers.

Jika mereka tampil di Liga Champions Asia, tentunya hal ini akan meningkatkan level kompetisi tersebut dan bukan tidak mungkin para klub Rusia bisa merajalela dalam dominasi dan menguasainya. Hal ini mungkin juga akan berlaku di Piala AFC dimana tim-tim yang selevel dibawahnya seperti Dynamo Moscow, Rubin Kazan, FC Krasnodar sejatinya masih berada sedikit diatas level klub-klub Asia.

Sementara itu, peluang timnas Rusia untuk lolos ke Piala Dunia via zona AFC lebih terbuka meski tidak semudah yang dikira. Meski Rusia pernah lolos 11 kali ke putaran final piala dunia (7 diantaranya saat masih menjadi Uni Soviet), kekuatan Sbornaya, julukan timnas Rusia, dengan tim-tim elit Asia cukup berimbang. Namun dengan jatah yang bertambah bagi AFC menjadi delapan tim plus satu via playoff untuk Piala Dunia 2026, maka seharusnya Rusia bisa dengan lebih mudah melenggang ke putaran final. Pasang taruhan anda untuk laga-laga seru tim-tim Asia di Piala Dunia Qatar 2022 di link alternatif M88.

Hal ini juga berlaku untuk ajang Piala Asia dimana Rusia berpeluang menambah trofi untuk koleksinya. Prestasi Sbornaya di Piala Eropa sendiri adalah sekali menjadi kampiun di edisi pertama 1960 dan runner-up empat tahun kemudian plus 1988 (saat masih bernama USSR) serta menjadi semifinalis di EURO 2008.

Kasus Pindah Konfederasi Sebelumnya

Kasus pindah konfederasi sendiri sudah pernah terjadi sebelumnya. Israel, Kazakhstan dan Australia adalah tiga negara yang pernah melakukannya.

Israel adalah yang pertama melakukan perpindahan konfederasi ini dari Asia ke Eropa. Mereka sebelumnya menjad anggota AFC dan bahkan sempat lolos ke Piala Dunia 1970 sebelum akhirnya dikeluarkan dari keanggotaan pada tahun 1974 akibat alasan politik. Mereka harus menunggu selama 17 tahun untuk kembali aktif berkompetisi setelah proposalnya diterima oleh UEFA pada tahun 1991.

Langkah Israel diikuti oleh Kazakhstan yang berpindah ke UEFA pada tahun 2002. Namun alasan mereka bukan karena faktor politik namun murni untuk meningkatkan level kompetisi mereka. Kazakhstan pun tergabung bersama Azerbaijan, Armenia, Georgia, Lithuania, Ukraina, Estonia, Belarusia, Latvia dan Rusia sendiri sebagai negara eks wilayah Uni Soviet di UEFA. Sementara sebagian lainnya seperti Uzbekistan, Turkmenistan, Kirgystan dan Tajikistan berada dibawah naungan AFC.

Sementara negara terakhir yang melalukan perpindahan ini adalah Australia. The Socceroos berpindah dari zona Oseania ke Asia demi meningkatkan level kompetisi mereka plus meningkatkan peluang mereka lolos ke Piala Dunia. Selama ini jatah OCF hanya setengah saja, yaitu harus melalui babak playoff interkontinental. Mereka pun hanya sukses lolos ke putaran final piala dunia dua kali, di 1974 dan 2006. Setelah bergabung bersama AFC, Australia selalu lolos sejak 2010 hingga 2018. Untuk edisi kali ini, jalur mereka lebih terjal karena harus melalui babak playoff lagi, bukan lolos otomatis seperti di edisi-edisi sebelumnya.