Profil Tim Piala Dunia: Prancis

Prancis tidak bisa dipungkiri adalah salah satu favorit utama untuk menjadi kampiun di piala dunia 2022 nanti. Statusnya sebagai juara bertahan dan juara Nations League 2021 membuat tim Ayam Jantan tetap dijagokan untuk bersinar di Qatar pada akhir tahun nanti bahkan meski mereka gagal melaju jauh di Piala Eropa 2020 dan tampil mengecewakan di empat laga terakhir Nations League 2022/23 di bulan Juli lalu. Juara dunia dua kali ini masih memiliki segalanya untuk mempertahankan gelar di edisi kali ini mulai dari materi pemain yang penuh bintang, pelatih berpengalaman hingga faktor historis atau tradisi yang bisa menentukan di laga-laga krusial di putaran final. 

JAGO TEBAK SKOR? MAIN DI 188bet

Prancis

Pelatih & Bintang Andalan 

Les Blues masih ditangani oleh pelatih yang membawa Antoine Griezmann dan kolega merengkuh gelar juara di Rusia 2018 yang lalu, Didier Deschamps. Eks kapten timnas Prancis saat meraih gelar perdananya di tahun 1998 ini telah menangani Karim Benzema dkk sejak tahun 2012 menggantikan rekan setimnya di piala dunia 1998, Laurent Blanc. Deschamps menjalani debutnya di Brasil 2014 dimana saat itu tim Ayam Jantan harus terhenti di babak perempat final usai ditaklukkan oleh Jerman yang kemudian melaju hingga final dan meraih gelar keempatnya. Qatar 2022 ini merupakan piala dunia ketiga bagi eks pelatih Monaco, Marseille dan Juventus ini. Kontrak pelatih yang dahulu dikenal sebagai ‘gelandang angkut air’ semasa masih aktif bermain di dekade 1990an ini kemungkinan akan berakhir di tahun 2023 atau usai putaran final nanti jika Prancis meraih hasil buruk di putaran final. 

Arsitek tim berusia 53 tahun ini bukanlah sosok yang tanpa prestasi. Ia pernah membawa Monaco lolos ke final Liga Champions Eropa 2003 sebelum digasak FC Porto –nya Jose Mourinho, ia juga pernah memenangkan gelar Liga Prancis terakhir bagi Olympique Marseille di musim 2009/10 plus tiga gelar piala liga Prancis di level klub. 

Tim Ayam Jantan kali ini mengandalkan sejumlah pemain yang sudah menjadi bagian dari skuad Prancis saat menjadi juara dunia empat tahun lalu seperti penyerang andalan PSG Kylian Mbappe, bek Lucas Hernandez, Benjamin Pavard yang keduanya memperkuat Bayern Munich, Gelandang energik yang merumput bersama Chelsea, NGolo Kante serta sosok Hugo Lloris dibawah mistar gawang. Selain mereka, Deschamps juga mengandalkan Karim Benzema yang kembali hadir menjelang Piala Eropa 2020 yang lalu usai dicoret dari skuad Les Blues setelah tersandung kasus pemerasan kepada mantan rekan setimnya di timnas, Mathieu Valbuena, adik kandung Lucas Hernandez yang beroperasi sebagai bek sayap kiri, Theo, serta gelandang muda yang baru bergabung dengan Real Madrid musim lalu, Eduard Camavinga. Pasang taruhan anda untuk laga-laga seru tim Les Blues di Piala Dunia Qatar 2022 hanya di link alternatif 188bet.

Daftar pemain skuad sementara Prancis:

Penjaga gawang Hugo Lloris (Tottenham), Mike Maignan (AC Milan), Alphonse Areola (West Ham), Benoit Costil (Rennes)
Bek Benjamin Pavard, Dayot Upamecano, Lucas Hernandez (Bayern Munich), Presnel Kimpembe (PSG), Jules Kounde (Barcelona), William Saliba (Arsenal), Jonathan Clauss (Marseilles), Theo Hernandez (AC Milan), Ibrahim Konate (Liverpool), Leo Dubois (Galatasaray), Raphael Varane (Manchester United), Lucas Digne (Aston Villa)
Gelandang Adrien Rabiot, Paul Pogba (Juventus), NGolo Kante (Chelsea), Matteo Guendozi (Marseille), Aurelien Tchouameni, Eduard Camavinga (Real Madrid), Christopher Nkunku (RB Leipzig), Jordan Veretrout (Marseille), Corentin Tolisso (Lyon), Nordi Mukiele (PSG) , Boubacar Kamara (Aston Villa)
Penyerang Karim Benzema (Real Madrid), Kylian Mbappe (PSG), Kingsley Coman (Bayern Munich), Moussa Diaby (Bayer Leverkusen), Wissam Ben Yedder (Monaco), Antoine Griezmann (Atletico Madrid), Olivier Giroud (AC Milan), Ousmane Dembele (Barcelona)

 

Taktik dan Formasi Andalan 

Prancis sering menggunakan formasi 4-2-3-1 seperti saat menjadi kampiun empat tahun lalu dengan mengandalkan permainan taktis sesuai dengan lawan yang dihadapi. Namun sejak kembalinya Karim Benzema plus dipanggilnya Theo Hernandez yang tampil impresif sejak pindah ke AC Milan, ke skuad Les Blues, Deschamps mulai memodifikasi formasi andalannya menjadi 3-4-1-2 untuk mengakomodasi dua pemain andalan baru tersebut. 

Perkiraan susunan pemain utama: 

Hugo Lloris; Lucas Hernandez, Benjamin Pavard, Presnel Kimpembe/ Jules Kounde; Ngolo Kante, Adrien Rabiot/Eduard Camavinga, Theo Hernandez, Kingsley Coman; Christopher Nkunku, Kylian Mbappe, Karim Benzema

Perjalanan Menuju Qatar 2022

Prancis berhasil lolos ke Qatar secara langsung usai menjadi juara grup D babak kualifikasi piala dunia 2022 grup D zona UEFA dengan raihan lima kemenangan dan tiga hasil seri dari delapan laga. Meski sempat ditahan imbang dua kali oleh Ukraina di laga tandang dan kandang plus sekali oleh Bosnia Herzegovina di depan publik sendiri, Kylian Mbappe cs nyaris tidak menemui kesulitan untuk meraih satu tiket otomatis ke putaran final. Berikut hasil lengkap perjalanan tim besutan Didier Deschamps selama babak tersebut: 

Lawan Laga kandang Laga tandang
Ukraina 1-1 1-1
Finlandia 2-0 2-0
Bosnia Herzegovina 1-1 1-0
Kazakhstan 8-0 2-0

 

Kiprah Prancis di Piala Dunia

Negeri yang terkenal dengan menara Eiffel ini telah tampil 15 kali di putaran final, termasuk di edisi perdana saat digelar di Uruguay pada tahun 1930. Prestasi terbaik mereka adalah dua kali menjadi juara dunia di edisi 1998 saat mereka menjadi tuan rumah untuk kedua kalinya dan di Rusia 2018 yang lalu. Les Blues juga pernah sekali menjadi finalis di edisi 2006. Sayangnya, Zinedine Zidane dan kolega harus menyerah 3-5 dari Italia lewat adu penalti. Berikut ini adalah detil performa tim Ayam Jantan sejak pertama kali tampil di ajang sepakbola terakbar empat tahunan ini.

  • Uruguay 1930

Prancis termasuk salah satu dari beberapa tim yang terlibat dalam laga pembuka piala dunia dalam sejarah. Saat itu, Lucien Laurent dkk mengawali penampilannya dengan gemilang saat membantai Meksiko 4-1. Sayangnya, mereka kemudian tak berdaya di dua partai berikutnya ketika menghadapi dua tim asal Amerika Selatan, Argentina dan Cile. Tim Ayam Jantan pun dua kali tumbang dengan skor yang sama 0-1 sehingga mereka gagal melaju ke babak berikutnya.

  • Italia 1934

Di edisi kedua, Prancis langsung tersingkir di putaran pertama usai dibungkam Austria 2-3 lewat babak perpanjangan waktu. Saat itu piala dunia menggunakan format langsung fase gugur sejak awal. 

  • Prancis 1938 

Di edisi ketiga, mereka berkesempatan menjadi tuan rumah. Hal ini tak lepas dari peran presiden FFF (PSSI-nya Prancis), Jules Rimet, yang berjasa mencetuskan ide diselenggarakannya Piala Dunia ini. Performa mereka sedikit lebih baik ketimbang empat tahun sebelumnya. Jean Nicolas cs sempat mengalahkan Belgia 3-1 di putaran pertama. Namun apesnya mereka sudah harus bersua juara bertahan Italia di perempat final. Prancis pun takluk 1-3 dan tersingkir dari kompetisi. 

  • Swiss 1954

Performa negeri anggur ini kembali surut di Swiss saat itu. Mereka gagal lolos dari babak penyisihan setelah diganjal Yugoslavia 0-1 dan hanya mampu unggul 3-2 atas Meksiko di laga berikutnya. 

  • Swedia 1958

Di Swedia lah, untuk pertama kalinya Prancis mampu melaju jauh hingga fase akhir turnamen. Diperkuat oleh Just Fontaine dan Raymond Kopa, Les Blues mengawali kompetisi dengan menggulung Paraguay 7-3 di laga perdana fase grup. Meski sempat tersandung di laga kedua menghadapi Yugoslavia dengan skor 2-3, mereka bangkit dan mengalahkan Skotlandia 2-1 di laga berikutnya. Di babak perempat final, Prancis menggila dengan mencukur Irlandia Utara 4-0. Sayangnya, di semifinal performa impresif mereka dihentikan Brasil yang diperkuat oleh Pele muda dan menang mudah 5-2. Untungnya, Les Blues tidak patah arang dan mampu merebut posisi ketiga usia menggilas juara bertahan Jerman Barat dengan skor telak 6-3. 

  • Inggris 1966

Setelah absen di Cile 1962, Prancis kembali hadir di putaran final empat tahun kemudian. Sayangnya, penampilan mereka termasuk salah satu yang terburuk dalam sejarah keikutsertaannya di piala dunia dimana mereka gagal meraih satu kemenangan pun. Tim Ayam Jantan ditahan imbang tim Sombrero 1-1 dan dibekuk Uruguay 1-2 dan tuan rumah tim Tiga Singa 2-0. 

  • Argentina 1978

Anak asuhan Michel Hidalgo saat itu diperkuat sejumlah bintang muda yang kemudian bakal menjadi salah satu punggawa legendaries, Michael Platini. Sayangnya, nasib baik belum hingga ke skuad Prancis. Mereka masih belum mampu lolos dari babak fase grup usai dua kali tersungkur dari Italia dan tuan rumah Argentina dengan skor yang sama 1-2. Laga terakhir melawan Hungaria dimana mereka akhirnya unggul 3-1 tidak banyak membantu Platini cs untuk melaju lebih jauh.

  • Spanyol 1982

Ini adalah awalnya kebangkitan timnas Prancis di piala dunia. Meski sempat tumbang 1-3 di laga perdana. Tim asuhan Michel Hidalgo merespon dengan baik di laga berikutnya dengan membenamkan Kuwait 4-1 dan ditahan imbang Cekoslovakia 1-1. Di fase grup putaran kedua, Michael Platini cs mampu mengungguli Austria 1-0 dan Irlandia Utara 4-1 sehingga mampu untuk lolos ke babak empat besar untuk kedua kalinya. Namun sialnya mereka harus tersingkir usai dikalahkan Jerman Barat lewat adu penalti usai bermain imbang 3-3 selama 120 menit. Di perebutan tempat ketiga, tim Ayam Jantan sudah loyo dan kalah 2-3 dari Polandia.

  • Meksiko 1986

Empat tahun berselang, Henri Michel mampu mengulang sukses mereka di 1958 dengan tampil apik dan tak terkalahkan sejak babak penyisihan dengan unggul atas Kanada 1-0 dan Hungaria 3-0 plus bermain imbang 1-1 lawan Uni Soviet. Di fase gugur, giliran juara bertahan Italia yang dibenamkan dengan skor 2-0 dan Brasil dibekuk 4-3 lewat adu penalti usai bermain imbang 1-1. Lagi-lagi di semi final Les Blues harus menantang Jerman Barat dan kembali tumbang 0-2. Untungnya mereka bangkit di playoff tempat ketiga dan sukses menggilas Belgia 4-2. 

  • Prancis 1998

Setelah absen delapan tahun, tim Ayam Jantan kembali hadir dengan generasi baru. Ditangani oleh pelatih kurang dikenal Aime Jacquet, mereka mampu menjelma menjadi tim yang solid mengandalkan kolektivitas dan lini tengah yang dominan dalam formasi 4-2-3-1 yang belum umum saat itu. Diperkuat oleh sejumlah bintang era 1990an seperti Didier Deschamps, Marcel Desailly, hingga Zinedine Zidane dan duo bintang muda, Thierry Henry-David Trezeguet, Prancis tampil merajalela dengan menggasak Afsel 3-0, mencukur Arab Saudi 4-0 dan membungkam Denmark 2-1 di fase grup. Di babak knockout, mereka sempat bersusah payah menyingkirkan Paraguay lewat gol emas Laurent Blanc, Italia lewat adu penalti dan Kroasia lewat kemenangan dramatis 2-1. Di partai puncak, keunggulan taktik Jacquet mampu merusak goyang Samba Brasil yang jadi favorit utama turnamen dan menang mutlak 3-0. 

  • Jepang-Korsel 2002

Ironisnya, di edisi inilah penampilan buruk mereka di putaran final sepanjang sejarah terukir. Masih mengandalkan skuad yang nyaris sama minus sang jendral lapangan Zidane yang cedera hingga absen di dua laga awal, Prancis takluk 0-1 dari Senegal di laga pembuka plus ditahan imbang Uruguay 0-0. Di laga terakhir yang menentukan versus Denmark, Zidane dipaksa turun namun tetap tidak membantu. Anak asuhan Roger Lemerre pun takluk 0-2 dan gagal lolos tanpa mencetak satu gol pun. 

  • Jerman 2006

Roda kembali berputar saat ditangani oleh Raymond Domenech yang memanggil tiga pemain senior yang sempat sudah menyatakan pensiun dari timnas, Zinedine Zidane, Lillian Thuram dan Claude Makalele. Sempat terseok-seok di babak penyisihan usai ditahan imbang Swiss dan Korsel, mereka mampu melaju berkat kemenagan 2-0 atas Togo. Di fase gugur, Zidane cs menyingkirkan Spanyol, Brasil hingga Portugal untuk menuju partai puncak. Sayangnya, Les Blues dikalahkan Italia 5-3 lewat adu penalti. 

  • Afsel 2010

Lagi-lagi roda nasib berputar kembali ke bawah. Tim Ayam Jantan gagal lolos dari babak awal setelah ditahan Uruguay 0-0 namun takluk di dua laga tersisa 0-2 dari Meksiko dan 1-2 dari tuan rumah. Lebih parah lagi, terjadi perpecahan di skuad Domenech di tengah turnamen yang memperburuk kondisi tim.

  • Brasil 2014

Awal masa jabatan Didier Deschamps dimulai. Timnya dibangun dari gabungan para pemain senior dan muda berbakat seperti Paul Pogba, Antoine Griezmann dan Blaise Matuidi. Prancis lolos meyakinkan dari fase grup usai unggul telak 3-0 dari Honduras dan 5-2 atas Swiss. Meski sempat tertahan di laga terakhir versus Ekuador, mereka tetap melaju. Di babak 16 besar, Nigeria disingkirkan dengan skor 2-0 namun gagal melewati hadangan Jerman usai takluk 0-1 di perempat final. 

  • Rusia 2018

Deschamps menuai suksesnya di tanah Rusia justru saat mencoret Karim Benzema dari skuad. Anak asuhannya hanya tampil biasa-biasa saja di babak penyisihan meski jadi juara grup diatas Denmark, Peru dan Australia. Di babak knockout lah, Les Blues menunjukkan kelasnya dengan mengungguli Argentina 4-3 di perdelapan final, Uruguay 2-0 di perempat final plus Belgia 1-0 di semifinal. Antoine Griezmann dan kolega cukup beruntung saat hanya bertemu Kroasia yang telah tampil ngos-ngosan menuju final. Mereka pun merengkuh gelar kedua usai menang cukup mudah 4-2. 

Pemain Legendaris

Beberapa pemain legendaris Prancis di piala dunia diantaranya adalah sebagai berikut: 

Posisi Edisi piala dunia 
Just Fontaine Penyerang 1958
Raymond Kopa Gelandang serang 1954, 1958
Michel Platini Gelandang serang 1978, 1982, 1986
Alain Giresse Gelandang tengah 1982, 1986
Jean Tigana Gelandang tengah 1986
Zinedine Zidane Gelandang serang 1998, 2002, 2006
Fabian Barthez Penjaga gawang 1998, 2002, 2006
Laurent Blanc Bek tengah 1998
Didier Deschamps Gelandang bertahan 1998
Thierry Henry Penyerang sayap 1998, 2002, 2006, 2010

 

Jadwal di Fase Grup

Berikut ini adalah jadwal pertandingan Prancis di babak penyisihan: 

  • vs Australia (Rabu, 23 November 2022 pukul 02.00 WIB)
  • vs Denmark (Sabtu, 26 November 2022 pukul 23.00 WIB)
  • vs Tunisia (Rabu, 30 November 2022 pukul 22.00 WIB)