Profil Tim Piala Dunia: Jerman

Jerman punya segalanya untuk menjadi kandidat juara mulai dari materi pemain yang mumpuni, rekor mentereng hingga tradisi sepakbola yang kuat. Sejatinya pemegang empat gelar juara dunia ini masuk daftar unggulan juara. Namun, performa menurun mereka sejak menjadi semifinalis EURO 2016 hingga antiklimaks di Rusia 2018 dimana mereka gagal lolos dari fase grup plus tampil mengecewakan di Piala Eropa 2020 yang lalu membuat mereka bukan lagi menjadi favorit utama di Qatar nanti.

JAGO TEBAK SKOR? MAIN DI M88

Pelatih & Bintang Andalan 

Jerman kini ditangani oleh Hans Dieter Flick yang resmi memimpin tim usai EURO 2020. Ia menggantikan Joachim Low, pelatih yang telah membesut Die Mannschaft sejak 2006, termasuk memberi trofi keempat yang fenomenal di Brasil 2014. Flick yang juga pernah menjadi asisten Low di tahun tersebut bukan pelatih sembarangan meski karir kepelatihannya bisa dibilang singkat. Pencapaiannya yang paling dikenal adalah membawa Bayern Munich meraih enam gelar dalam satu musim di tahun 2020, mulai dari Bundesliga, DFB Pokal, Piala Super Jerman, Liga Champions Eropa, Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antar Klub. Sayangnya, ia hanya bertahan dua musim. Flick dinilai merupakan sosok yang pas menggantikan Low sekaligus melanjutkan tradisi penyerahan estafet kepelatihan kepada bekas asisten yang telah dimulai sejak sebelum perang dunia ke 2. 

Didalam skuadnya, Flick juga banyak mengandalkan pemain-pemain yang dikenalnya dengan baik, yang tak lain adalah mantan para punggawanya di Bayern, mulai dari Joshua Kimmich, Leon Goreztka, Serge Gnabry, Leroy Sane, hingga nama-nama senior yang telah menjadi pemain kunci tim Panser sejak edisi 2010 yang lalu seperti Manuel Neuer dan Thomas Muller. Mereka dikombinasikan dengan talenta-talenta yang banyak bermain di kompetisi domestik seperti penyerang RB Leipzig, Timo Werner, bek sayap Gladbach Jonas Hoffmann serta pemain muda Bayern Jamal Musiala. Selain itu, masih ada nama-nama lain yang sedang merumput di luar Jerman seperti bek sayap Inter Milan Robin Gosens, bek tengah Real Madrid Antonio Rudiger dan penyerang serba bisa Kai Havertz yang membela Chelsea. Cek bursa taruhan piala dunia 2022 untuk laga-laga seru tim Panser sepanjang turnamen hanya di link alternatif M88.

Daftar pemain skuad sementara Jerman:

Penjaga gawang Manuel Neuer (Bayern Munich), Kevin Trapp (Frankfurt), Oliver Baumann (Hoffenheim), Marc Ter-Stegen (Barcelona), Bernd Leno (Fulham)
Bek Antonio Rudiger (Real Madrid), Benjamin Henrich, Lukas Klostermann, David Raum (RB Leipzig), Jonathan Tah (Bayer Leverkusen), Thilo Kehrer (West Ham), Niklas Sule, Nico Schlotterbeck (Dortmund), Mathias Ginter, Christian Gunter (Frieburg), Robin Gosens (Inter Milan)
Gelandang Joshua Kimmich, Leon Goretzka, Jamal Musiala, Thomas Muller (Bayern), Jonas Hoffmann,  Florian Neuhaus (Gladbach), Marco Reus, Julian Brandt, Mahmoud Dahoud (Dortmund), Ilkay Gundogan (Manchester City), Florian Wirtz (Bayer Leverkusen), Julian Weigl (Benfica)
Penyerang Timo Werner (RB Leipzig), Karim Adeyemi (Dortmund), Serge Gnabry, Leroy Sane (Bayern Munich), Kai Havertz (Chelsea), Lukas Nemcha (Wolfsburg)

 

Taktik dan Formasi Andalan 

Jerman dibawah asuhan Hans Flick menampilkan gaya permaianan yang cepat ala counterpressing dikombinasi dengan penguasaan bola. Flick biasa menggunakan formasi 4-2-3-1 yang bisa berubah menjadi 3-4-2-1, 3-4-3 atau 3-2-4-1 saat laga berlangsung sesuai kebutuhan dan lawan yang dihadapi. Flick tidak canggung mengandalkan striker palsu selain menggunakan striker tunggal. 

Perkiraan susunan pemain utama: 

Manuel Neuer; Antonio Rudiger, Niklas Sule, Nico Schlotterbeck, David Raum; Joshua Kimmich, Leon Goretzka, Jonas Hoffmann, Serge Gnabry/ Leroy Sane, Kai Havertz/ Thomas Muller; Timo Werner

Perjalanan di babak kualifikasi

Die Mannschaft termasuk tim Eropa pertama yang lolos terlebih dahulu ke Qatar secara otomatis. Mereka menjadi pemuncak di grup J dengan rekor sembilan kali menang dan sekali kalah dari sepuluh laga. Satu-satunya hasil negatif tersebut dialami saat Jerman masih ditangani oleh Joachim Low. Berikut hasil lengkap perjalanan tim Panser selama babak kualifikasi: 

Lawan Laga kandang Laga tandang
Makedonia Utara 1-2 4-0
Romania 2-1 1-0
Armenia 6-0 4-1
Islandia   3-0 4-0
Liechtenstein 9-0 2-0

 

Kiprah Jerman di Piala Dunia

Timnas Jerman telah 20 kali lolos ke putaran final piala dunia. Mereka hanya absent di dua edisi saja, di edisi 1930 saat tim Panser memang tidak memutuskan ikut serta, sementara di edisi 1950, mereka masih mendapat sanksi di laga internasional akibat perannya di Perang Dunia 2. Sejauh ini, Jerman telah menjadi kampiun sebanyak empat kali, di edisi 1954, 1974 saat menjadi tuan rumah, 1990 dan 2014. Selain itu, mereka juga empat kali menjadi finalis yaitu di edisi 1966, 1982, 1986 dan 2002. Berikut ini adalah detil performa Die Mannschaft sejak pertama kali tampil di ajang sepakbola terakbar ini.

  • Italia 1934

Debut Jerman di piala dunia diakhiri dengan hasil yang cukup memuaskan, yaitu mampu mencapai peringkat ketiga dengan mengalahkan Wunderteam, Austria di playoff tempat ketiga. Sebelumnya, mereka menyingkirkan Belgia dan Swedia sebelum ditumbangkan Cekoslovakia di semifinal. 

  • Prancis 1938

Penampilan Jerman kedua di putaran final ini berakhir jauh diluar dugaan, dimana mereka gagal melaju ke putaran kedua setelah disingkirkan oleh Swiss lewat partai ulang setelah bermain imbang 1-1 sebelumnya. Ini merupakan hasil terburuk mereka dalam sejarah keikutsertaannya di piala dunia. 

  • Swiss 1954

Setelah gagal tampil di Brasil 1950 karena sanksi dari FIFA akibat Perang Dunia 2, tim Panser lolos ketiga kalinya ke putaran final, namun bukan menjadi tim yang diunggulkan. Anak asuhan Sepp Herberger mengawali turnamen dengan menggulung Turki 4-1, sebelum berganti dibantai Hungaria 3-8. Fritz Walter cs harus melalui babak playoff untuk lolos dari fase grup. Mereka pun tak kesulitan membenamkan Turki 7-2. Di babak knockout, mereka tak kesulitan melewati hadangan Yugoslavia 2-0 dan Austria 6-1 sebelum tampil di partai puncak untuk pertama kalinya. Kembali bersua Hungaria, Die Mannschaft berhasil membalas kekalahan di babak kualifikasi lewat pertarungan dramatis yang berakhir dengan 3-2 setelah sempat tertinggal terlebih dahulu. Namun kemenangan yang kemudian dikenal dengan peristiwa ‘Keajaiban Bern’ tersebut kini diduga diwarnai sejumlah kontroversi mulai dari keputusan wasit hingga penggunaan doping yang dilakukan tim Panser.

  • Swedia 1958

Sepp Herberger masih mengandalkan sebagian skuad dari empat tahun lalu, Jerman masih mampu melaju hingga semifinal setelah menyisihkan Argentina, Cekoslovakia dan Irlandia Utara di fase grup plus Yugoslavia di perempatfinal. Langkah mereka baru terhenti ditangan tuan rumah di babak empat besar dan dibantai Prancis 3-6 di perebutan tempat ketiga. 

  • Chili 1962

Kali terakhir pelatih Herberger membesut tim Panser, mereka hanya mampu melaju hingga perempatfinal usai dibekuk Yugoslavia 0-1 setelah mengalahkan Swiss dan tuan rumah Chili plus menahan Italia di babak penyisihan. 

  • Inggris 1966

Ini adalah debut pelatih legendaris Helmut Schon di piala dunia. Dengan mengandalkan Uwe Seeler dan bintang muda Franz Beckenbauer, Jerman kembali melaju ke partai puncak untuk kedua kalinya. Di fase grup, Seeler dkk tidak mengalami kesulitan berarti saat menghadapi Swiss, Spanyol dan Argentina. Di fase gugur, giliran Uruguay dan Uni Soviet yang dilewati sebelum bertarung melawan tuan rumah Inggris. Laga final berlangsung menarik dan sengit hingga akhirnya mereka harus takluk 2-4 lewat perpanjangan waktu dan bantuan ‘gol hantu’ Geoff Hurst. 

  • Meksiko 1970

Jerman turun dengan bintang baru mereka, Gerd Muller, yang menjadi salah satu pemain tersubur dalam sejarah piala dunia. Lagi-lagi, mereka mampu melewati hadangan Maroko, Bulgaria dan Peru di fase grup, plus juara bertahan Inggris di perempatfinal. Ujian sebenarnya baru ditemui di babak semifinal dimana Franz Beckenbauer dan kolega harus menyerah 3-4 dari Italia dalam laga yang dinobatkan sebagai ‘laga seru abad ini’ di awal millennium lalu. Mereka akhirnya merebut tempat ketiga usai mengalahkan Uruguay 1-0 saja.

  • Jerman 1974

Inilah pencapaian klimaks tim besutan Helmut Schon, yaitu merengkuh gelar kedua di depan publik sendiri. Selama turnamen digelar, kecuali saat dipermalukan Jerman Timur 0-1 di laga pamungkas babak penyisihan, Jerman Barat tampil meyakinkan, mulai dari mengalahkan Chili 1-0 dan Australia 3-0 di babak awal. Di fase grup kedua, Beckenbauer cs membenamkan Yugoslavia 2-0, Swedia 4-2 dan Polandia 1-0 sebelum akhirnya membekuk tim Oranje yang lebih difavoritkan dengan skor 2-1. Sebuah akhir yang sempurna bagi Die Mannschaft.

  • Argentina 1978

Performa Jerman di edisi 1978 bisa dibilang mengalami penurunan ketimbang empat tahun sebelumnya setelah ditinggal pensiun oleh Der Kaizer Franz Beckenbauer. Meski mampu melaju hingga babak fase gugur kedua, mereka hanya meraih satu kemenangan atas Meksiko, empat kali hasil seri (tiga diantaranya tanpa gol) saat bersua Polandia, Tunisia, dan Belanda sebelum akhirnya tumbang ditangan Austria 2-3. 

  • Italia 1982

Die Mannschaft hadir dengan status yang cukup mentereng, jawara Eropa 1980. Dibawah asuhan Jupp Derwall, mereka sempat dikejutkan oleh kekalahan 1-2 atas Aljazair di laga perdana, sebelum akhirnya lolos berkat dua kemenangan melawan Chili dan Austria yang penuh kontroversi. Di fase grup kedua, Karl Heinz Rummeniege dkk melewati hadangan Inggris dan Spanyol untuk tampil di semifinal menghadapi Prancis. Tim Panser akhirnya mampu menyingkirkan Les Blues lewat adu penalti pertama dalam sejarah piala dunia untuk bertemu Italia di final. Sayangnya, dewi fortuna lebih memihak Gli Azzurri. 

  • Meksiko 1986

Der Kaizer telah kembali, namun sebagai pelatih. Kehadiran sang legenda di pinggir lapangan ternyata cukup berpengaruh terhadap performa mereka yang sempat merosot di EURO 1984. Jerman kembali tampil di final setelah sempat terseok-seok di penyisihan menghadapi Uruguay, Skotlandia dan Denmark. Di fase gugur, meski sempat susah payah melewati rintangan Maroko dan tuan rumah Meksiko, Rummeniege cs mampu mengalahkan Prancis kembali di semifinal tanpa adu penalti. Sayangnya, mereka belum bisa menghentikan Diego Maradona dan Argentina di partai puncak.

  • Italia 1990

Magis Beckenbauer kembali muncul di edisi kali ini. Di tengah popularitas sepakbola negatif, tim Panser datang dengan gaya menyerang taktis khasnya yang mengantarkan mereka kembali mengangkat trofi ketiganya sekaligus membalas kekalahan atas Argentina di final, dimana kedua tim kembali bersua. Selama turnamen, Jerman tampil meyakinkan dengan menggulung Yugoslavia 4-1, UEA 5-1, meski sempat ditahan Kolombia 1-1 di fase grup. Di babak knockout, Lothar Matthaus dan kolega melewati hadangan Belanda, Cekoslovakia dan Inggris sebelum laga puncak. 

  • AS 1994

Inilah masa suram Die Mannschaft dimulai. Berangkat dengan skuad yang nyaris sama dengan Italia 1990, langkah mereka sudah terlihat kurang meyakinkah sejak hanya mampu menang tipis atas Bolivia dan Korsel di babak penyisihan plus Belgia di babak 16 besar. Pada akhirnya, Jurgen Klinsmann cs disingkirkan Bulgaria di perempatfinal. 

  • Prancis 1998

Bekal sebagai kampiun EURO 1996 ternyata tidak cukup bagi tim Panser untuk mengakhiri periode kelam di piala dunia. Datang dengan skuad yang bisa dibilang renta dengan masih mengandalkan Jurgen Klinsmann, Lothar Matthaus dan Jurgen Kohler, mereka memang masih bisa melaju ke babak knockout setelah mengatasi AS dan Iran plus Yugoslavia. Di babak 16 besar, anak asuhan Bertie Vogts susah payah menaklukan Meksiko. Namun, mereka gagal di delapan besar usai digasak Kroasia 0-3. 

  • Jepang-Korsel 2002

Periode kelam Die Mannschaft mulai berangsur-angsur hilang saat Rudi Voeller memimpin tim muda yang mengandalkan nama-nama baru seperti Michael Ballack, Oliver Neuville, Miroslav Klose dan Christopher Metzelder. Sempat diragukan, mereka justru tampil lumayan apik dengan mencukur Arab Saudi 8-0 dan mengalahkan Kamerun 2-0 meski sempat tertahan saat melawan Irlandia di babak penyisihan. Di fase gugur, Jerman beruntung hanya berhadapan dengan tim sekelas Paraguay, AS dan tuan rumah Korsel sebelum berlaga di final. Sayangnya, tim Samba dan trio R-nya (Ronaldo Luiz, Rivaldo dan Ronaldinho) menghujam mereka dengan dua gol tanpa balas. Meski begitu, sang kapten dan kiper Oliver Kahn meraih penghargaan pemain terbaik turnamen. 

  • Jerman 2006

Kesempatan menjadi tuan rumah untuk kedua kalinya datang di 2006. Sayangnya, tim mereka masih terlalu hijau untuk menjadi kampiun. Ditangani oleh eks penyerang Jurgen Klinsmann, tim Panser menampilkan permainan ofensif yang menghibur alih-alih membosankan tapi efektif layaknya di periode sebelumnya. Di fase grup, mereka menaklukan Kosta Rika 4-2, Polandia 1-0 dan Ekuador 3-0. Di babak 16 besar, Michael Ballack cs melewati hadangan Swedia sebelum menyingkirkan Argentina lewat adu penalti. Sayangnya, di semifinal langkah mereka lagi-lagi dihentikan Italia, momok tim Panser sepanjang sejarah. Jerman akhirnya meraih peringkat ketiga setelah menaklukan Portugal 3-1. 

  • Afsel 2010

Tim muda empat tahun lalu kian berkembang dibawah asuhan Joachim Low. Namun, lagi-lagi hanya bisa meraih peringkat ketiga usai unggul 3-2 atas Uruguay. Meski begitu, gaya menyerang Jerman telah memakan korban mulai dari Australia, Ghana, Inggris hingga Argentina. Phillip Lahm dkk hanya takluk dari Serbia di fase grup dan Spanyol di semifinal dengan skor yang sama, 0-1. 

  • Brasil 2014

Inilah performa klimaks tim besutan Low. Dengan mempertahankan gaya menyerang ala tiki-taka dipadukan dengan pressing ketat, Jerman membabi buta sejak awal mulai dengan menggilas Portugal 4-0, diikuti hasil seri 2-2 versus Ghana dan unggul tipis 1-0 atas AS di babak penyisihan. Di fase gugur, mereka melewati rintangan Aljazair dan Prancis sebelum menggulung Brasil 7-1. Di final mereka menghentikan ambisi Argentina untuk merengkuh gelar keempatnya.

  • Rusia 2018

Ini adalah rekor pencapaian terburuk tim Panser dimana mereka gagal lolos dari babak penyisihan setelah tumbang ditangan Meksiko dan Korsel meski unggul atas Swedia. 

 

Pemain Legendaris

Beberapa pemain legendaris Jerman diantaranya adalah sebagai berikut: 

Posisi Edisi piala dunia 
Fritz Walter Gelandang serang 1954, 1958
Helmut Rahn Gelandang serang 1954, 1958
Franz Beckenbauer Bek tengah 1966, 1970, 1974
Sepp Maier Kiper 1966, 1970, 1974, 1978
Gerd Muller Penyerang  1970, 1974
Paul Breitner Bek sayap 1974, 1978, 1982
Lothar Matthaeus Gelandang bertahan 1982, 1986, 1990, 1994, 1998
Jurgen Klinsmann Penyerang 1990, 1994, 1998
Rudi Voeller Penyerang 1986, 1990, 1994
Miroslav Klose Penyerang  2002, 2006, 2010, 2014
Phillip Lahm Bek sayap 2006, 2010, 2014
Manuel Neuer Kiper 2010, 2014, 2018, ….

 

Jadwal di Fase Grup

Berikut ini adalah jadwal pertandingan Jerman di babak penyisihan: 

  • vs Jepang (Rabu, 23 November 2022 pukul 20.00 WIB)
  • vs Spanyol (Senin, 28 November 2022 pukul 02.00 WIB)
  • vs Kosta Rika (Jumat, 2 Desember 2022 pukul 02.00 WIB)