Profil Tim Piala Dunia: Argentina

Argentina adalah salah satu tim unggulan yang tidak pernah absen menjadi favorit di hampir di setiap edisi piala dunia, meski tidak selalu menjadi unggulan utama. Di Qatar 2022 nanti, tim Tango lagi-lagi masuk dalam daftar tim favorit. Hal ini bukan sesuatu yang mengejutkan mengingat mereka memiliki modal yang cukup mentereng, yaitu jawara Copa America 2021 dan Finalissima 2022 yang lalu. Banyak yang memprediksi juara dunia dua kali ini akan menambah koleksi trofinya di akhir tahun nanti mengingat performanya yang cukup solid dan stabil dalam setahun terakhir. 

JAGO TEBAK SKOR? MAIN DI 188bet

Pelatih & Bintang Andalan 

Albiceleste ditangani oleh Lionel Scaloni yang menggantikan posisi pelatih Jorge Sampaoli yang dipecat usai tampil mengecewakan di Rusia 2018. Scaloni sejatinya merupakan bekas asisten Sampaoli sendiri yang ditunjuk oleh AFA (PSSI-nya Argentina) untuk melanjutkan tampuk pimpinan di timnas Argentina dimulai menjadi caretaker hingga pencapaiannya di Copa America 2019 yang mampu menjadi peringkat ketiga meyakinkan AFA untuk mengubah statusnya menjadi permanen. Ternyata, keputusan itu tak salah karena arsitek tim yang satu tim dengan Messi di skuad piala dunia 2006 ini mampu membangun tim Tango yang kolektif, solid dan tidak melulu mengandalkan sang mega bintang di lapangan. Gelar Copa America 2021 adalah bukti sahih kapabilitasnya sekaligus mengakhiri puasa gelar internasional sejak 1993. Kini target lebih tinggi siap diraihnya meski Scaloni sendiri tidak pernah secara gamblang menyatakannnya. Eks pemain Deportivo La Coruna, West Ham dan Lazio ini lebih memilih low profile terhadap targetnya. Masa depan Scaloni bakal menjadi kian mengkilap jika mampu mengikuti jejak Cesar Menotti dan Carlos Bilardo mengangkat trofi piala dunia di bulan Desember nanti dan bakal dipertahankan AFA hingga waktu yang lama. 

Argentina saat ini diam-diam telah menjadi salah satu tim yang tangguh di semua lini. Beberapa pemain senior masih diandalkan selain sang kapten Leo Messi sendiri. Ada Angel Di Maria, Nicolas Otamendi, Nicolas Tagliafico hingga kiper cadangan Franco Armani yang menjadi bagian dari skuad Albiceleste di Rusia empat tahun lalu. Scaloni yang dibantu oleh para asistennya yang juga merupakan pemain bintang di dekade 2000an yaitu Walter Samuel, Roberto Ayala dan Pablo Aimar perlahan tapi pasti menemukan sosok-sosok baru yang melengkapi skuad mereka sekaligus menjadi andalan di akhir tahun nanti seperti kiper Aston Villa Emiliano Martinez, bek tengah yang membela Tottenham, Cristian Romero, gelandang tengah Atletico Madrid Rodrigo de Paul hingga ujung tombak Lautaro Martinez. Mereka siap menjadi keping-keping pelengkap untuk mengatasi kekurangan tim Tango yang timpang dan lamban empat tahun lalu. Pasang taruhan anda untuk laga-laga seru Argentina di Piala Dunia Qatar 2022 hanya di link alternatif 188bet.

Daftar pemain skuad sementara Argentina:

Penjaga gawang Emiliano Martinez (Aston Villa), Geronimo Rulli (Villareal), Juan Musso (Atalanta), Franco Armani (River Plate), Esteban Adranda (Monterrey), Agustin Rossi (Boca Juniors)
Bek Cristian Romero (Tottenham), Nicolas Otamendi (Benfica), Nehuel Molina (Atletico Madrid), Lisandro Martinez (Man Utd), Nicolas Tagliafico (Lyon), Marcos Acuna, Gonzalo Montiel (Sevilla), Juan Foyth (Villareal), German Pezzella (Betis), Marcos Senesi (Bournemouth), L Quarta (Fiorentina), F Medina (Lens)
Gelandang Rodrigo de Paul (Atletico Madrid), Giovani Lo Celso (Villareal), Leandro Paredes (PSG), Nicolas Gonzalez (Fiorentina), Exequiel Palacios (Leverkusen), Guido Rodriguez (Betis), Nicolas Dominguez (Bologna), Enzo Fernandez (Benfica), Angel Di Maria (Juventus), Papu Gomez, Lucas Ocampos (Sevilla), Alex McAlister (Brighton), Thiago Almada (Velez Sarsfield)
Penyerang Leo Messi (PSG), Lautaro Martinez, Joaquin Correa (Inter), Angel Correa (Atletico Madrid), Paulo Dybala (Roma), Julian Alvarez (Man City), Giovanni Simeone (Napoli)

 

Taktik dan Formasi Andalan 

Argentina di bawah asuhan Scaloni kini mengadopsi gaya permainan khas Tango dengan mengandalkan umpan-umpan pendek dan penguasaan bola, setelah sempat bermain dengan mengutamakan permainan fisik dan umpan-umpan lambung di awal masa kepelatihannya. Namun ia tidak canggung saat harus bermain pragmatis dengan mengandalkan serangan balik, pertahanan yang ketat maupun umpan panjang jika diperlukan. Formasi yang digunakan sejatinya tidak hanya 4-3-3, tetapi dapat bertransformasi cepat menjadi 4-4-2 ataupun 4-2-3-1 sesuai kebutuhan. 

 

Perkiraan susunan pemain utama: 

Emi Martinez; Cristian Romero, Nicolas Otamendi, Marcos Acuna, Nehuel Molina/ Gonzalo Montiel; Leandro Paredes, Giovani Lo Celso, R De Paul; Leo Messi, Lautaro Martinez, Di Maria/ Joaquin Correa

Perjalanan di babak kualifikasi

Argentina menjadi salah satu tim yang lolos lebih awal dari tim-tim lain bersamaan dengan saingan terberatnya, Brasil. Mereka tampil tak terkalahkan dengan rekor 11 kemenangan dan enam hasil seri. Berikut hasil lengkap perjalanan anak buah Scaloni  selama babak tersebut: 

Lawan Laga kandang Laga tandang
Brasil 0-0
Uruguay 3-0 1-0
Ekuador 1-0 1-1
Peru 1-0 2-0
Kolombia 1-0 2-2
Chili 1-1 2-1
Paraguay 1-1 0-0
Bolivia 3-0 2-1
Venezuela 3-0 3-1

 

Kiprah Argentina di Piala Dunia

Argentina telah 18 kali lolos ke putaran final piala dunia. Tim Tango telah dua kali menjadi kampiun di edisi 1978 saat menjadi tuan rumah dan edisi 1986 di Meksiko serta tiga kali menjadi finalis di edisi pertama 1930, 1990 dan 2014 yang lalu. Berikut ini adalah detail performa Albiceleste sepanjang keikusertaannya di ajang sepakbola terakbar empat tahunan tersebut.

  • Uruguay 1930

Penampilan perdana Argentina di piala dunia berakhir dengan cukup memuaskan. Meski gagal menjadi juara, Guillermo Stabile dan kolega tampil impresif sepanjang turnamen termasuk mengalahkan Prancis (1-0), Meksiko (6-3) dan Chili (3-1) di fase grup dan menggulung AS 6-1 di semifinal. Sayangnya, di final, tuan rumah yang juga merupakan rival dan tetangga tim Tango sukses membungkam mereka dengan skor 4-2.

  • Italia 1934

Di edisi kedua, Albiceleste turun dengan tim cadangan sebagai bentuk protes kepada Eropa yang enggan mengirim para tim unggulan empat tahun sebelumnya. Mereka pun langsung tumbang di tangan Swedia di laga pertama piala dunia yang menggunakan sistem gugur langsung tersebut. 

  • Swedia 1958 

Setelah absen dengan berbagai sebab mulai mundur karena ketidaksepahaman hingga alasan politik, Argentina berlaga di piala dunia edisi keenam. Sayangnya, mereka tak bisa berbuat banyak setelah hanya meraih satu kemenangan dan dua kekalahan di fase grup, termasuk dibantai Cekoslovakia 1-6. 

  • Chili 1962

Di edisi 1962, performa Albiceleste masih belum mengesankan. Lagi-lagi mereka harus tersingkir di babak penyisihan setelah hanya menang sekali atas Bulgaria, seri sekali lawan Hungaria namun kalah 1-3 dari Inggris. 

  • Inggris 1966

Penampilan tim Tango mulai mengalami peningkatan dengan berhasil melaju hingga perempat final. Antonio Rattin dkk tampil lumayan dengan menundukkan Spanyol dan Swiss usai menahan Jerman tanpa gol. Langkah mereka baru terhenti di tangan tuan rumah yang unggul 1-0 di laga yang diwarnai oleh insiden diusirnya sang kapten Rattin. 

  • Jerman 1974

Setelah gagal lolos di Meksiko 1970, tim Tango kembali hadir di Jerman Barat dengan mengusung beberapa bintang yang jadi andalan, diantaranya Rene Houseman dan Carlos Babington. Penampilan mereka hanya cukup OK saja dengan berhasil lolos dari fase grup meski mendampingi Polandia dan menyingkirkan finalis 1970 Italia. Namun anak asuhan Vladislao Cap tak bisa berbuat banyak di fase grup kedua. Mereka digilas tim Oranye 0-4, takluk ditangan musuh bebuyutan Brasil 1-2 dan hanya mampu bermain imbang 1-1 melawan Jerman Timur. 

  • Argentina 1978

Kesempatan untuk meraih gelar pertama akhirnya datang juga, yaitu saat menjadi tuan rumah di edisi 1978. Meski dituduh berbau kontroversi, terutama berkaitan dengan jadwal pertandingan dan saat menghancurkan Peru 6-0 di fase grup kedua, Mario Kempes cs membuktikan bahwa mereka tidak merengkuhnya dengan mudah. Sempat terganjal 0-1 lawan Italia di babak penyisihan setelah menang susah payah atas Hungaria dan Prancis dengan skor yang sama 2-1, tim besutan Cesar Menotti tampil lebih baik di fase grup kedua dengan membenamkan Polandia 2-0 plus menahan imbang Brasil tanpa gol. Klimaksnya di partai puncak. Argentina menaklukkan Belanda 3-1 untuk mengangkat trofi piala dunia pertamanya. Sang bintang Mario Kempes pun terpilih sebagai pemain terbaik sekaligus top skor turnamen.

  • Spanyol 1982

I982 adalah kemunculan pertama sang bocah ajaib Diego Maradona di putaran final. Namun, tim Tango benar-benar tidak mampu mengulang permainan gemilangnya empat tahun lalu. Mereka sudah terganjal di partai pembuka dengan kalah 0-1 dari Belgia. Setelah sempat merespons dengan baik di dua partai berikutnya saat babak penyisihan, yaitu menggusur Hungaria 4-1 dan El Salvador 2-0, Argentina kembali loyo dihadapan Italia dan Brasil di fase grup kedua. Paranya, Maradona pun harus diusir dari lapangan setelah pelanggaran kerasnya di laga panas versus tim Samba. 

  • Meksiko 1986

Di edisi inilah, Maradona menunjukkan kelas sebagai pemain legendaris. Si boncel ini nyaris sendirian membawa Argentina ke tangga juara. Melewati hadangan Korsel (3-1), Italia (1-1) dan Bulgaria (2-0) di fase grup, tim asuhan Carlos Bilardo menyingkirkan Uruguay 1-0 di perdelapanfinal, menaklukan Inggris 2-1 dalam laga yang sarat nuansa politik dan kontroversi di dalam lapangan, terutama ‘gol Tangan Tuhan’ sang kapten, menyapu Belgia 2-0 di semifinal sebelum menang tipis 3-2 atas Jerman Barat di final. Total, Maradona yang terpilih sebagai pemain terbaik berkontribusi dengan lima gol dan lima umpan gol.

  • Italia 1990

Datang sebagai juara bertahan, anak asuhan Bilardo justru sempat tampil mengkhawatirkan setelah kalah 0-1 dari Kamerun di laga pembuka, menang susah payah atas Uni Soviet 2-0 dan ditahan imbang oleh Rumania. Albiceleste pun hanya lolos sebagai salah satu peringkat ketiga terbaik. Di fase gugur, mereka mulai tampil solid dengan unggul 1-0 atas Brasil di 16 besar, dan menyingkirkan Yugoslavia dan menggusur tuan rumah Italia lewat adu penalti. Terseok-seoknya Maradona dan kolega menuju final menunjukkan kualitas mereka sebenarnya. Mereka akhirnya harus mengakui ketangguhan Jerman setelah laga puncak. 

  • AS 1994

Perjalanan Argentina lolos ke AS bahkan sudah tersendat-sendat sejak babak kualifikasi hingga tim besutan Alfio Basile harus melalui babak playoff untuk merebut satu tiket tersisa ke putaran final. Mereka sempat mencukur Yunani 4-0 dan menang 2-1 atas Nigeria di babak penyisihan. Namun sang kapten Maradona justru tersandung kasus doping yang membuatnya tidak bisa lagi tampil di laga-laga berikutnya. Tanpa El Diego, Albiceleste pun tumbang 0-2 dari Bulgaria di partai pamungkas penyisihan grup dan 2-3 dari Rumania di babak 16 besar.

  • Prancis 1998

Dipimpin oleh mantan kapten Daniel Passarella, tim Tango hadir dengan pemain-pemain andalan baru seperti Javier Zanetti, Juan Veron, Roberto Ayala dan Ariel Ortega. Performa mereka cukup meyakinkan di babak penyisihan dengan melewati hadangan Jepang, Jamaika dan Kroasia. Di fase gugur, ujian sebenarnya baru dimulai, sempat sukses mengalahkan Inggris lewat adu penalti, Batistuta dkk harus mengakui keunggulan Belanda 1-2 di perempatfinal. 

  • Jepang-Korsel 2002

Ini adalah pencapaian terburuk Argentina sejak lolos beruntun ke putaran final sejak 1974 dimana Juan Veron cs gagal lolos dari fase grup. Ironisnya, mereka adalah favorit utama sebelum kejuaraan dimulai. Anak asuhan Marcelo Bielsa bak macan ompong setelah hanya menang 1-0 atas Nigeria dengan susah payah, tumbang 0-1 dari Inggris dan ditahan seri 1-1 oleh Swedia. 

  • Jerman 2006

Pelatih Jose Pekerman memanggil hampir seluruh bekas anak asuhnya saat merajai piala dunia U20 dengan empat gelar dalam rentang waktu 10 tahun sejak 1995. Mereka adalah Juan Sorin, Juan Riquelme, Javier Saviola, Maxi Rodriguez hingga Carlos Tevez dan Lionel Messi. Argentina begitu perkasa di fase grup dengan menghajar Pantai Gading 2-1, menggilas Serbia Montenegro 6-0, plus menahan Belanda tanpa gol. Jalan terjal fase gugur masih bisa dilalui saat menyisihkan Meksiko dengan skor 2-1 namun harus terhenti di babak 8 besar usai dibungkam tuan rumah lewat adu penalti. 

  • Afsel 2010

Sang legenda Diego Maradona kembali ke timnas sebagai pelatih. Sayangnya, modal sebagai pemain terbaik dunia tidak cukup untuk mengangkat Leo Messi dkk hingga ke partai puncak. Meski tampil mengesankan di babak penyisihan dengan mengalahkan Nigeria (1-0), Korsel (4-1) dan Yunani (2-0), plus menaklukan Meksiko 3-1 di perdelapanfinal, sosok Maradona tak berkutik dihadapan Jerman yang unggul mutlak dalam taktik. Tim Tango pun dihancurkan tim Panser 0-4 di perempatfinal. Bahkan Messi pun gagal mencetak satu gol pun selama turnamen.

  • Brasil 2014

Inilah terakhir kali Albiceleste mampu melaju hingga final. Di bawah asuhan Alejandro Sabella, Messi bersinar dengan torehan empat gol dan satu umpan gol, plus terpilih sebagai pemain terbaik turnamen. La Pulga memimpin Argentina melewati rintangan Bosnia Herzegovina (2-1), Iran (1-0) dan Nigeria (3-2) di fase grup, menyingkirkan Swiss, Belgia dengan skor yang sama 1-0 di fase gugur dan menggusur Belanda di empat besar lewat adu penalti. Sayangnya, mengandalkan Messi seorang tidak cukup untuk membalas kekalahan dari Jerman yang menyingkirkan mereka di dua edisi piala dunia secara beruntun. Lagi-lagi Die Mannschaft menjadi mimpi buruk tim Tango setelah mereka dibuat tersungkur 0-1 di partai puncak yang harus diselesaikan hingga babak perpanjangan waktu. 

  • Rusia 2018

Argentina tampil dibawah standar meski dilatih oleh arsitek tim yang membawa Chili juara Copa America 2015, Jorge Sampaoli. Hasil buruk di dua laga awal, seri 1-1 versus Islandia dan tumbang 0-3 dari Kroasia sampai-sampai memicu ketegangan hingga perpecahan antara staf pelatih dan para pemain. Meski akhirnya lolos ke babak 16 besar usai menang tipis 2-1 atas Nigeria dengan susah payah, mereka pun kembali keok di perdelapanfinal usai menyerah 3-4 dari Prancis yang kemudian bablas menjadi kampiun. 

Pemain Legendaris

Beberapa pemain legendaris tim Tango di piala dunia diantaranya adalah: 

Posisi Edisi piala dunia 
Guillermo Stabile Penyerang 1930
Daniel Passarella Bek tengah 1978, 1982, 1986
Mario Kempes Penyerang 1974, 1978, 1982
Diego Maradona Gelandang serang 1982, 1986, 1990, 1994
Jorge Valdano Penyerang 1982, 1986
Sergio Goycochea Penjaga gawang 1990, 1994
Gabriel Batistuta Penyerang 1994, 1998, 2002
Javier Mascherano Gelandang bertahan 2006, 2010, 2014, 2018
Lionel Messi Penyerang  2006, 2010, 2014, 2018, …..
Angel Di Maria Penyerang sayap 2010, 2014, 2018, …..

 

Jadwal di Fase Grup

Berikut ini adalah jadwal pertandingan Argentina di babak penyisihan: 

  • vs Arab Saudi (Selasa, 22 November 2022 pukul 17.00 WIB)
  • vs Meksiko (Minggu, 26 November 2022 pukul 02.00 WIB)
  • vs Polandia (Kamis, 1 Desember 2022 pukul 02.00 WIB)