Manchester City hanya tinggal satu pertandingan lagi untuk melengkapi treble setelah Ilkay Gundogan mencetak dua gol dalam kemenangan 2-1 melawan Manchester United di final Piala FA yang disiarkan di M88 Sports. Pertandingan baru berjalan 12 detik ketika Ilkay Gundogan dengan mencetak gol indah melalui tendangan voli yang membawa Manchester City unggul. Gol Gundogan mengalahkan rekor gol tercepat sepanjang sejarah final Piala FA sebelumnya yang dicetak oleh Louis Saha setelah 25 detik pada final tahun 2009. Manchester United hampir menyerah dalam tekanan ketika City mampu mendominasi pertandingan, tetapi mereka berhasil tetap bertahan dan menyamakan skor ketika umpan silang Aaron Wan-Bissaka dianggap menyentuh tangan Jack Grealish di kotak penalty dan VAR menghadiahi penalti untuk United yang kemudian berhasil dikonversi dengan mudah oleh Bruno Fernandes.
City mendapatkan kembali keunggulan mereka setelah umpan Kevin De Bruyne menemukan Gundogan di pinggir kotak penalti dan ia berhasil mengontrol bola sebelum mencetak gol voli keduanya dalam pertandingan tersebut melewati David de Gea yang mati langkah. Harapan Gundogan untuk mencetak hat-trick harus digagalkan oleh bendera offside, sementara United perlahan-lahan menguasai pertandingan dan mengancam dengan peluang menciptakan gol penyama kedudukan. Di masa injury time, kekacauan yang terjadi tidak menghasilkan gol, dengan usaha Raphael Varane yang membentur mistar gawang. Tim Pep Guardiola hanya tinggal menghadapi Inter Milan pada final Liga Champions Sabtu depan, dengan peluang menjadi tim kedua setelah United pada tahun 1999 yang berhasil memenangi treble Premier League, Piala FA, dan Liga Champions.
Ketika pertandingan dimulai, para penonton masih mencoba menempati kursinya setelah menikmati seremoni pembukaan pertandingan pra-pertandingan ketika Gundogan menciptakan momen klasik Piala FA. Umpan panjang yang dilepaskan berhasil dijangkau oleh Erling Haaland dan Gundogan dengan cepat mengambil bola liar tersebut, menghasilkan sepakan voli yang cukup cantik. United hampir kehilangan kendali di bawah tekanan City, tetapi Haaland, yang membuat Varane kesulitan, melepaskan tembakan melengkung yang melebar, sundulan Rodri yang hanya menyamping tipis dari gawang, sementara De Bruyne juga gagal menemui target dengan tembakan jarak jauhnya. Tidak banyak tanda-tanda bahwa United akan memberikan respons, tetapi kesempatan United datang melalui penalti karena handball Jack Grealish yang mencoba menghalau sundulan Aaron Wan-Bissaka. Fernandes dengan tenang mengeksekusi penalti.
Setelah jeda babak pertama, City kembali bermain dengan penuh fokus, menguasai bola dengan keyakinan dan kualitas mereka seperti biasa. Gol penentu kemenangan City datang pada menit 51 mealalui seorang pemain yang memiliki kemampuan untuk menjadi pemain pembeda di panggung besar. Tendangan bebas De Bruyne dari sisi kanan diarahkan ke Gundogan yang berdiri bebas di depan kotak penalti, meskipun kontak dengan bola kurang sempurna, tetapi tendangan voli Gundogan cukup untuk melewati kerumunan pemain bertahan United dan mengarah ke pojok bawah gawang yang gagal dijangkau oleh De Gea. Meskipun memiliki akses terbatas ke bola, United berhasil memanfaatkan ruang yang mereka miliki karena kehadiran Alejandro Garnacho yang meledak-ledak memberi lebih banyak kehidupan pada serangan mereka. Dengan tendangan melengkung dari dalam kotak penalti, ia hanya beberapa inci dari menyamakan skor, sedangkan Marcus Rashford melewatkan sasaran dengan tembakan yang keras dari luar kotak penalti. Di masa injury time, ada satu momen dramatis ketika sundulan melengkung Varane di dalam kotak penalti dan tepat di depan gawang hanya mengenai mistar gawang, dan Scott McTominay tidak dapat mencetak gol dari bola liar tersebut. Piala FA menjadi milik City, dan status United sebagai satu-satunya tim yang berhasil meraih treble kini sedang dalam ancaman. Mereka membutuhkan bantuan dari Inter Milan pada final Liga Champions di Istanbul pada tanggal 10 Juni untuk mengamankan status tersebut.