Kabar Christian Pulisic ke Liverpool dibantah oleh Mark Pulisic. Ayah Purisic itu menyebut anaknya belum mau pindah dari Borussia Dortmund dalam waktu dekat seperti dilansir oleh M88.
Jadi Rebutan Banyak Klub
Pulisic menjadi salah satu pemain muda yang rumornya menjadi rebutan banyak klub-klub Eropa. Maklum, pemain asal Amerika Serikat ini selalu tampil konsisten di setiap musimnya bersama Dortmund.
Salah satu klub yang tertarik adalah Liverpool. Hal ini tidak terlepas dari sosok Jurgne Klopp yang pernah menangani Pulisic sewaktu di Dortmund.
Pulisic bergabung dengan akademi Dortmund sejak 2014/15. Ia lalu naik ke tim senior semusim berikutnya dan bertahan hingga kini.
“Dia dikaitkan dengan klub-klub berbeda setiap pekannya. Saya tak mengerti. Agennya saat ini bekerja dan melihat, apa yang terbaik bagi karier Pulisic,” kata Mark menambahkan.
Mark mengatakan, ia akan lebih dulu bernegosiasi dengan pihak Dortmund terkait masa depan Pulisic. Menurut Mark, dalam negosiasi itu, Dortmund akan memaparkan rencananya untuk Pulisic.
“Saya tidak tahu apakah klub lain terlibat, dan kami akan melihat seperti apa ide dan rencana mereka untuk Pulisic,” ujar Mark.
Terancam Kehilangan Karius
Sementara itu, masa depan Loris Karius bersama Liverpool masih belum jelas. Walaupun ia masih punya kontrak hingga tahun 2021.
Aksi buruknya di final Liga Champions menjadi penyebab masa depan Karius sebagai kiper utama Liverpool masih tanda tanya. Karius melakukan dua blunder yang menyebabkan Liverpool kalah 1-3 dari Real Madrid di Kiev, akhir pekan lalu.
Pada awal babak kedua, bola hasil lemparannya berhasil dibelokkan oleh striker Real Madrid, Karim Benzema.
Tak sampai di situ, Karius tak menangkap bola dengan sempurna tendangan jarak jauh Gareth Bale. Bola pun bergulir ke gawang Liverpool yang membuat Real Madrid menang 3-1.
Dua blundernya itu membuat fans Liverpool geram. Klub Serie C Italia, Rimini FC mencoba memanfaatkan situasi. Mereka berniat meminang Karius.
“Saya akan senang bertemu dengannya di Rimini dan mengatakan bahwa dirinya membutuhkan keberanian, atau mungkin akal sehat untuk memahami kehidupan yang seringkali sulit untuk dihadapi,” kata Grassi, dikutip dari Four Four Two.
“Kita semua telah melalui momen-momen seperti ini. Kegagalan terbesar adalah ketika kita mengizinkan kegagalan tersebut menjadi lebih besar ketimbang diri sendiri,” ujarnya menambahkan.