Laga-Laga Banjir Gol di Babak Penyisihan Piala Dunia

Sejumlah pertandingan di babak penyisihan piala dunia menghasilkan laga seru dengan banjir gol meski kedua tim harus berbagi satu angka.

Babak penyisihan piala dunia umumnya banyak menyajikan laga-laga yang minim gol atau banjir gol dengan kemenangan telak akibat partai tidak berlangsung imbang. Tim-tim yang bertanding di fase grup lebih banyak yang mementingkan hasil akhir dengan tiga poin asal tidak kehilangan angka dan kalau memungkinkan, tidak kebobolan. Sehingga kemenangan tipis 1-0 jauh lebih sering ditemui selain kemenangan telak sensasional ketimbang laga banjir gol. Yang dimaksud dengan banjir gol disini adalah pertandingan berlangsung ketat dan kedua tim sama-sama mencetak banyak gol sehingga laga berakhir imbang. 

Dalam sejarah piala dunia, hanya ada lima pertandingan yang berakhir dengan banjir gol dengan minimal enam gol tercipta plus kedua tim harus berbagi satu poin dalam laga yang berimbang dengan hasil akhir seri. Berikut ini adalah lima laga spesial banjir gol tersebut:

JAGO TEBAK SKOR? MAIN DI Fun88

Paraguay vs Yugoslavia (1958)

Laga ini adalah laga pamungkas grup B piala dunia 1958 dimana kedua tim masih berpeluang melaju ke babak berikutnya sebelum pertandingan dimulai. Tak heran jika laga ini berlangsung seru. Kedua tim saling jual beli serangan. Yugoslavia unggul terlebih dahulu lewat Ognjanovic, namun disamakan oleh Parodi. Delapan menit berselang, tim asal Balkan tersebut kembali unggul lewat gol Veselinovic. Di awal babak kedua, Aguero kembali membawa timnya menyamakan kedudukan. Sekitar 11 menit kemudian, Yugoslavia kembali unggul melalui Rajkov. Sayangnya, Paraguay mampu menyamakan kedudukan lewat gol Romero tujuh menit kemudian. Skor akhir laga tersebut adalah 3-3 yang akhirnya meloloskan tim Eropa timur ke babak berikutnya sekaligus menyingkirkan Paraguay. Pasang taruhan anda untuk laga-laga tim turunan Yugoslavia, Serbia, di piala dunia 2022 di link alternatif Fun88. 

Inggris vs Belgia (1954)

Ini adalah partai pembuka grup D piala dunia edisi 1954. Saat itu laga yang berakhir imbang hingga 90 menit akan dilanjutkan dengan perpanjangan waktu, Hal itulah yang terjadi di laga ini. Kedua tim hanya mampu berbagi angka 3-3 saat waktu normal berakhir. Inggris yang diperkuat oleh Stanley Matthews justru malah tertinggal terlebih dahulu lewat Anoul membobol gawang Merrick. Tim Tiga Singa harus menunggu hingga 20 menit untuk menyamakan kedudukan. Broadis lah yang mencetak gol balasan tersebut. 10 menit berselang giliran Lofthouse membawa Inggris unggul 2-1. Di babak kedua, partai tetap berlangsung menarik. Broadis mencetak gol keduanya di laga tersebut. Namun, dalam tujuh menit De Rode Duivels membalas dua gol melalui gol Anoul dan Coppens. Di babak perpanjangan waktu, Lofthouse mencetak gol kedua dalam laga tersebut di menit ke 91. Sayangnnya, keunggulan tersebut hanya bertahan tiga menit. Inggris kembali kecolongan lewat gol bunuh diri Dickinson. Pertandingan akhirnya berkesudahan dengan skor 4-4. 

Portugal vs Spanyol (2018)

Dua negara yang mengajukan diri sebagai tuan rumah bersama piala dunia edisi 2030 ini bersua untuk pertama kalinya di putaran final. Seleccao das Quinas dan tim Matador tampil menyerang dan gol pun terjadi silih berganti. Cristiano Ronaldo mencetak hattrick di laga ini. Gol pertamanya lahir lewat titik penalti di menit keempat. Namun sempat disamakan oleh Diego Costa 20 menit kemudian. Satu menit menjelang babak pertama usai, CR7 mencetak gol kedua lewat tandukannya. Di awal babak kedua, giliran Spanyol yang membobol gawang Rui Patricio hanya dalam rentang waktu tiga menit lewat Diego Costa dan Nacho. Saat laga tampaknya akan berakhir kemenangan bagi La Furia Roja, pemain terbaik dunia lima kali tersebut menjadi penyelamat Portugal lewat tendangan bebasnya yang menghujam gawang David De Gea. Pertandingan pun berakhir seri 3-3. 

Senegal vs Uruguay (2002)

Laga ini adalah partai terakhir grup A piala dunia 2002. Kedua tim sama-sama berpeluang lolos sebelum bersua di Suwon. Senegal hanya butuh seri untuk melaju ke babak berikutnya sementara Uruguay membutuhkan kemenangan. Yang menarik, tim Singa Teranga justru sudah unggul 3-0 terlebih dahulu di babak pertama lewat tendangan penalti Khalilou Fadiga dan dua gol Papa Boupa Diop. Namun, di babak kedua, keadaan berbalik. La Celeste membalas dengan jumlah gol yang sama saat Richard Morales, Diego Forlan dan Alvaro Recoba membobol gawang Tony Sylva. Anak asuhan Vitor Pua tersebut bahkan berpeluang menambah satu gol lagi di menit-menit akhir pertandingan saat Richard Morales mendapat peluang emas di depan mulut gawang Senegal. Sayangnya tandukannya melebar. Uruguay pun gagal lolos dari fase grup, sedangkan El Hadji Diouf cs melaju ke babak 16 besar. 

Uni Soviet vs Kolombia (1962)

Ini adalah partai kedua di grup A edisi 1962. Laga yang berlangsung di kota Arica, Chili sejatinya diprediksi bakal berlangsung mudah bagi tim unggulan Uni Soviet. Mereka masih diperkuat kiper legendaris Lev Yashin dan beberapa punggawa yang ikut membawa negaranya meraih medali emas di Olimpiade Melbourne 1956. Namun yang terjadi di lapangan justru diluar dugaan. Soviet memang unggul cepat 3-0 dalam rentang waktu kurang dari 15 menit lewat dua gol Ivanov dan Chislenko. Kolombia sempat memperkecil ketertinggalan lewat sepakan Aceros. Di babak kedua, Soviet kembali menambah keunggulannya setelah Ponedelnik membobol gawang Sanchez di menit ke 55. Namun setelah itu, lini pertahanan mereka lengah dan kecolongan tiga gol melalui Coll, Rada dan Klinger. Bahkan salah satu gol wakil asal Amerika latin tersebut dicetak langsung melalui tendangan sudut. Alhasil, laga pun berakhir sama kuat 4-4. Lev Yashin dkk masih dapat melaju ke perempatfinal sedangkan Kolombia tidak bisa berbuat banyak di laga berikutnya hingga tersingkir.