Korsel Pilih Eks Striker Jerman Jadi Pelatih Timnas

Timnas Korsel akhirnya memutuskan untuk merekrut eks striker Jerman, Jurgen Klinsmann, sebagai pelatih Kesatria Taeguk.

Eks striker Jerman, Jurgen Klinsmann baru saja diumumkan sebagai pelatih baru timnas Korsel. Ia menggantikan Paulo Bento yang undur diri usai membawa Son Heung Min dan kolega melaju ke fase knockout Piala Dunia 2022. Sayangnya, mereka tidak berdaya dihadapan tim Samba usai dibantai 1-4 di babak 16 besar. Kini pelatih berusia 58 tahun mendapat tugas berat untuk meningkatkan performa Korsel di ajang internasional atau setidaknya mempertahankan pencapaian mereka di Piala Dunia 2026 nanti.

Penunjukan eks striker Jerman sebagai pelatih Korsel ini bisa dibilang sedikit mengejutkan mengingat mantan pelatih tim Panser di Piala Dunia 2006 lalu ini sudah lama mengganggur. Terakhir kali, Klinsmann duduk di tampuk pimpinan tim adalah di tahun 2020 lalu bersama Hertha Berlin. Namun, saat itupun Klinsi, julukan penyerang legendaris Die Mannschaft di era 1990an ini, tidak bertahan hingga akhir musim. Sebelumnya, Korsel diberitakan sempat mendekati eks pelatih Getafe dan Valencia, Jose Pepe Bordalas. Namun, kesepakatan antara kedua belah pihak gagal terwujud.

Ditengarai bahwa dipilihnya Klinsi ini kemungkinan besar tidak lepas dari andil ketua Komite Timnas Korsel, Michael Muller, yang juga berkebangsaan Jerman. Muller dikenal sebagai sosok ahli dalam pengembangan pemain muda. Jabatannya bisa dibilang setara dengan Direktur Teknik timnas Korsel. Sosok Klinsmann dinilai cocok karena kecenderungannya mengutamakan pemain muda dan sepakbola menyerang dalam timnya. Berikut ini kilas karir eks striker Jerman sebagai pelatih.

JAGO TEBAK SKOR? MAIN DI W88

Karir Kepelatihan Klinsmann di Level Timnas

Karir kepelatihan Klinsmann bukan dimulai di level klub, melainkan di ranah timnas. Ia direkrut oleh DFB (PSSI-nya Jerman) sebagai pelatih baru menggantikan mantan tandemnya di Piala Dunia 1990 dan 1994, Rudi Voeller di bulan Juli 2004. Saat itu, sepakbola Jerman berada dalam masa suram usai gagal total di Piala Eropa 2004 dimana Michael Ballack dkk gagal lolos dari fase grup tanpa kemenangan sekalipun. Perubahan besar harus dilakukan di tim Panser. Uniknya, Klinsmann bukanlah sosok yang punya pengalaman melatih tim usai pensiun di tahun 1998.

Karirnya bersama Die Mannschaft pun pada awalnya tidak berjalan mulus. Bersama sang asisten, Joachim Loew, eks striker Jerman yang pernah memperkuat Inter Milan, Monaco, Tottenham dan Bayern Munich ini mengusung formasi 4-4-2 khas Inggris dengan mengandalkan permainan ofensif dan kecepatan alih-alih keseimbangan dan efisiensi khas Jerman yang dulunya sangat identik dengan sepakbola matematika dan formasi 3-5-2.

Piala Konfederasi 2005 menjadi ajang pembuktian perdananya. Diperkuat oleh sejumlah bintang muda seperti Robert Huth, Lukas Podolski dan Bastian Schweinsteiger, Jerman meraih tempat ketiga. Pencapaian yang sama kembali diulang di Piala Dunia 2006 setelah melewati hadangan Swedia dan Argentina di fase gugur namun tumbang dari Italia di semifinal. Meski gagal menjadi kampiun, penampilan enerjik dan menghibur timnya mendapat respon positif dari DFB. Sayangnya, Klinsi memilih tidak memperpanjang kontraknya usai piala dunia dan pulang kampung ke AS. Pasang taruhan anda untuk laga-laga seeru timnas Jerman di link alternatif W88.

Karir kepelatihan Klinsi untuk timnas berlanjut saat ditunjuk sebagai pelatih USMNT di tahun 2011. Di bawah asuhannya, Clint Dempsey dkk berhasil menjuarai Piala Emas CONCACAF 2013 sebelum tampil di Piala Dunia 2014. Sayangnya, lagi-lagi AS gagal mengulang sukses mereka di Jepang-Korsel 2002 saat mampu menggapai perempatfinal. Klinsmann hanya mampu mengantarkan AS ke babak 16 besar usai finis sebagai runner up grup G dibawah negara asalnya, Jerman. Di perdelapanfinal, AS dihantam Belgia 1-2 lewat babak perpanjangan waktu. Sayangnya, kebersamaan penyerang yang membawa Inter juara Liga Italia 1989 dengan timnas AS berakhir usai rentetan hasil negatif di tahun 2016.

Karir Kepelatihan Klinsmann di Level Klub

Bagaimana dengan karir kepelatihannya di level klub? Pengalaman pelatih yang kini berusia 58 tahun tersebut bahkan lebih minim di level klub. Ia tidak pernah menyelesaikan tugsanya hingga satu musim saat menangani Bayern Munich di musim 2008/09 ataupun bersama Hertha Berlin di Bundesliga 2019/20.

Semasa menangani Bayern, Die Roten bahkan tercecer di urutan ketiga klasemen sementara Bundesliga. Mereka juga jadi bulan-bulanan Barcelona di Liga Champions dimana mereka tumbang di babak perempatfinal usai digunduli 0-4 di Camp Nou. Ia pun dipecat dari posisinya ketika kompetisi kasta tertinggi sepakbola Jerman masih menyisakan lima laga.

Sedangkan bersama Hertha Berlin, Klinsmann hanya bertahan 10 pekan dalam kurun waktu November hingga Februari. Rekor penampilan tim asuhannya pun tidak terlalu istimewa dengan tiga kemenangan, hasil seri dan kekalahan dari sembilan pertandingan. Namun, ia bukan dipecat oleh pihak manajemen tetapi mengundurkan diri akibat tidak adanya kesepahaman dengan investor baru klub.

Menarik disimak bagaimana penampilan Son Heung min cs dibawah asuhannya. Piala Asia 2023 yang akan digelar pada awal tahun 2024 di Qatar akan menjadi ujian perdananya sebelum bertarung di babak kualifikasi Piala Dunia 2026. Mungkinkah striker yang dahulu dikenal sebagai tukang diving ini mampu mengakhiri puasa gelar juara Asia tahun depan? Hanya waktu yang bisa menjawab.