Indonesia Siap Calonkan Diri Jadi Tuan Rumah Piala Asia 2023

Indonesia tampak percaya diri untuk mencalonkan diri untuk menjadi tuan rumah Piala Asia 2023. Hal ini telah dikonfirmasi oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainuddin Amali baru-baru ini kepada awak media.

Keputusan ini muncul setelah Tiongkok yang seharusnya menjadi tuan rumah ajang tersebut memutuskan mengundurkan diri sebagai penyelanggara menyusul kebijakan zero COVID-19 di negeri Tirai Bambu tersebut yang mengakibatkan munculnya kembali peraturan kuntara. Hal ini terjadi akibat peningkatan kasus penularan coronavirus beberapa waktu yang lalu. Meski kini telah mulai mereda, Tiongkok tampaknya tetap pada keputusannya untuk mundur. Mereka hanya memberangkatkan tim nasionalnya ke ajang tersebut tanpa bertindak sebagai tuan rumah. 

Selain itu, Federasi Sepakbola Asia (AFC) juga telah merubah deadline bagi negara-negara yang berminat menjadi tuan rumah untuk menyelesaikan persyaratan administrasinya dari 1 Juli menjadi 15 Juli. Beberapa negara lain juga sudah menyatakan berminat untuk menjadi tuan rumah seperti Jepang, Korsel, Qatar, Arab Saudi dan Australia. Namun hingga detik ini baru Korsel yang telah memastikan diri untuk menjadi pesaing Indonesia. Australia yang awalnya tertarik, justru memilih lebih fokus untuk bersaing sebagai tuan rumah Piala Dunia 2030 ketimbang Piala Asia. Hal ini disebabkan dengan fakta bahwa kompetisi tersebut diselanggarakan di tengah tahun yang bertabrakan dengan jadwal mereka menjadi tuan rumah Piala Dunia Wanita di bulan Juli-Agustus tahun depan bersama Selandia Baru. Sementara, Qatar dan Arab Saudi tampaknya lebih memilih untuk menjadi tuan rumah edisi berikutnya di tahun 2027. Untuk Jepang sendiri justru belum ada konfirmasi mengenai persiapan mereka mengingat mereka membutuhkan waktu lebih banyak untuk mempersiapkan lebih matang. 

Indonesia siap dan cukup yakin mampu menjadi tuan rumah yang baik karena mereka telah terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 tahun depan pada bulan 20 Mei hingga 11 Juni. Sedangkan Piala Asia rencananya akan diadakan seminggu kemudian hingga 16 Juli. Infrastruktur dan prasarana yang telah ada bisa langsung digunakan mengingat kedua kejuaraan tersebut sama-sama diikuti 24 tim. 

JAGO TEBAK SKOR? MAIN DI Fun88

Persyaratan Menjadi Tuan Rumah Piala Asia 2023

AFC telah menentukan sejumlah persyaratan bagi tuan rumah ajang tersebut. Satu hal yang pasti adalah tuan rumah hanya berasal dari negara-negara yang sudah lolos. Indonesia telah memenuhi syarat ini setelah timnas Garuda sukses memastikan diri untuk satu tiket di putaran final di bulan Juni lalu. Anak asuhan Shin Tae-Yong ini menjadi salah satu dari 24 tim yang akan berlaga di ajang ini. Tim-tim lainnya adalah Jepang, Iran, Korsel, Qatar, Australia, Arab Saudi, UEA, Iraq, Oman, Tiongkok, Vietnam, Suriah, Lebanon, Uzbekistan, Bahrain, Jordania, Palestina, Kyrgistan, Tajikistan, India, Hongkong, Thailand dan Malaysia.

Sementara itu, persyaratan lain yang diajukan oleh AFC adalah sebagai berikut:

  • Memiliki minimal lima stadion dengan kapasitas minimum 20.000 penonton.
  • Stadion untuk final dan partai pembukaan harus mampu menampung setidaknya 40.000 penonton.
  • Minimal menyediakan 12 lapangan untuk latihan bagi seluruh kontestan. Tiap grup mendapat jatah minimal 2 lapangan. 
  • Memiliki banyak hotel berbintang empat dan lima yang tersebar di kota-kota yang terpilih untuk menggelar pertandingan.
  • Memenuhi syarat tambahan untuk keamanan penonton yang hadir di venue.
  • Mampu menyediakan akses penerbangan internasional gratis untuk keluar-masuk negara penyeleggara plus perjalanan di wilayah tuan rumah. 
  • Menjamin kelancaran penerbangan domestik antar kota penyelenggara yang berjarak lebih dari 200 km.

Hal tersebut tampaknya bakal menjadi PR bagi pemerintah Indonesia dan PSSI agar dapat terpilih nantinya. Pasang taruhan anda untuk laga-laga seru timnas Garuda di Piala Asia 2023 di link alternatif Fun88. 

Peluang Indonesia Terpilih Jadi Tuan Rumah

Lalu bagaimana peluang Indonesia untuk terpilih menjadi tuan rumah Piala Asia edisi kali ini? Harus diakui cukup berat jika bersaing dengan Korea Selatan. Negeri ginseng ini lebih berpengalaman dalam mengadakan turnamen-turnamen internasional. Mereka pernah menjadi tuan rumah ajang yang sama di tahun 1960, kemudian Olimpiade musim panas di tahun 1988, dilanjutkan dengan Piala Dunia 2002 bersama dengan Jepang serta piala dunia U20 di 2017 yang lalu. Tim Kesatria Taeguk juga berambisi untuk menjadi kampiun di kompetisi ini yang terakhir dimenangkannya di edisi kedua pada tahun 1960 yang lalu. Sebagai salah satu tim tangguh Asia, tidak salah jika Korsel lebih difavoritkan untuk terpilih kali ini. Mereka telah memiliki stadion bertaraf internasional, infrastruktur dan fasilitas pendukung yang lebih maju dan modern. 

Sementara, Indonesia baru pernah menggelar dua turnamen sepakbola internasional, yaitu Piala Asia 2007 bersama Malaysia, Vietnam dan Thailand dan Piala Dunia U20 tahun depan. Dari segi stadion, mungkin negara ini sudah memenuhi persyaratan namun untuk infrastruktur, sarana dan prasarana, terutama di luar ibukota masih perlu ditingkatkan. Salah satu yang paling menjadi perhatian adalah transportasi umum yang mudah dan terintegrasi bagi para fans pendukung tim-tim mancanegara.

Kiprah Indonesia di Piala Asia

Jika menilik dari kiprah timnas Garuda di kejuaraan regional ini, mereka baru tampil di putaran final sebanyak lima kali. Empat kesempatan sebelumnya diraih secara beruntun, yaitu di edisi 1996, 2000, 2004 dan kali terakhir 2007. 

Sejauh ini Indonesia belum pernah bisa lolos dari babak penyisihan grup. Saat debutnya di UEA 1996, Widodo C Putra dkk mampu meraih satu poin saat mampu menahan Kuwait di laga perdana, namun tersungkur di dua laga berikutnya menghadapi Korsel dan tuan rumah. Empat tahun berselang, Indonesia kembali hanya bisa mengumpulkan satu poin usai menahan Kuwait namun dibantai Tiongkok dan Korsel di laga berikutnya. Di Tiongkok 2004, penampilan Ponaryo Astaman dan kolega sedikit lebih baik setelah sempat mempermalukan Qatar dengan skor 2-1. Sayangnya, mereka lagi-lagi apes di dua laga tersisa usai dibantai tuan rumah Tiongkok dan diikuti oleh kekalahan 1-3 dari Bahrain. 

Pencapaian terbaik timnas Garuda adalah di penampilan terakhirnya di tahun 2007. Bambang Pamungkas cs sempat menang 2-1 atas Bahrain. Namun di dua laga berikutnya menghadapi Arab Saudi dan Korsel, mereka lagi-lagi gagal mengamankan poin usai tersungkur 1-2 dan 0-1. Meski begitu, Indonesia mampu finis di urutan ketiga di klasemen akhir, alih-laih jadi juru kunci kembali.