Formasi Baru yang Membuat Inggris Semakin Berbahaya

Pada final Euro, Southgate mengubah formasi dari 4-3-3 menjadi 3-4-3 melawan tim yang lebih kuat, seperti Jerman di babak 16 besar. Inggris bermain defensif dalam pertandingan ini, hanya memiliki 35% penguasaan bola selama 120 menit.

Namun, pertandingan terakhir melawan Italia di situs alternatif 188bet, Inggris lebih agresif, menekan, dan sedikit unggul dalam penguasaan bola. Hampir sama dengan cara bermain di Naples pada bulan Maret, ketika memenangkan pertandingan 2-1.

Formasi Baru Inggris

Manajer Inggris, Gareth Southgate, menggunakan formasi 4-2-3-1 dan trio lini tengah Jude Bellingham, Declan Rice, dan Kalvin Phillips di pertandingan terakhir melawan Italia dan Skotlandia. Lini tengah yang sama dalam kemenangan 3-1 atas Skotlandia di Hampden Park.

Lini tengah dengan Bellingham bermain sebagai playmaker, lebih menyerang daripada lini tengah yang digunakan Southgate di Piala Dunia tahun lalu, meskipun terlihat lebih defensif.

Sistem Bermain Baru Inggris

Formasi segitiga lini tengah yang digunakan Southgate belakangan ini memberikan perlindungan lebih bagi pertahanan Inggris ketika tidak menguasai bola. Ini juga memungkinkan lebih banyak rotasi di lini tengah, dengan salah satu pivot dapat bergerak ke samping dan mendorong bek sayap tanpa meninggalkan celah di lini tengah.

Dalam sistem ini, Rice sering bergerak ke kiri, seperti yang dia lakukan untuk Arsenal. Hal ini memungkinkan bek kiri, Kieran Trippier, maju ke depan. Rotasi lain dari formasi ini melibatkan Rice turun di antara bek tengah, yang mambuka ruang untuk membawa maju bola ke tengah.

Sebelumnya, Inggris kesulitan di lini tengah melawan lawan yang kuat, seperti Kroasia di semifinal Piala Dunia 2018 dan Italia di final Euro 2020. Hal ini menyebabkan Inggris bermain pasif tanpa banyak menguasai bola.

Peran Bellingham dalam Sistem Baru

Dengan formasi ini, Southgate tidak hanya memberikan timnya lebih banyak kontrol dan struktur pertahanan, tetapi juga mengeluarkan yang terbaik dari Bellingham. Hal ini sangat membantu Kane. Southgate menyebut Bellingham sebagai “katalis” yang “mampu keluar dari situasi sulit” karena kekuatan dan kemampuannya untuk melepaskan diri dari posisi sulit.

Kebiasaan Kane untuk turun lebih dalam dan seringkali Bellingham berada di depannya menawarkan jauh lebih dari sekadar gol. Fisik Kane dan kemampuannya untuk menarik bek lawan menambahkan peluang bagi Bellingham yang sering bergerak maju.

Start Bellingham bersama Real Madrid juga sensasional, dengan 10 gol dalam jumlah penampilan yang sama.

Peran Penting Harry Kane

Hanya tiga pemain Inggris lainnya yang mencetak setidaknya 10 gol di bawah Southgate selain Kane. Mereka adalah Raheem Sterling dengan 18 gol, Marcus Rashford dengan 16 gol, dan Bukayo Saka dengan 11 gol. Jika Bellingham mulai masuk ke daftar pencetak gol ini, Inggris akan menjadi lebih sulit untuk dihentikan.

Hal ini terbukti dalam pertandingan melawan Italia, ketika Kane turun lebih dalam, seringkali membawa bek tengah Francesco Acerbi bersamanya. Namun, Inggris masih memiliki opsi Bellingham di depan, yang bisa menerima umpan dan berkombinasi dengan winger.

Mempertimbangkan duo Kane dengan Heung-Min Son di Tottenham sebagai salah satu duet terbaik dalam sejarah Premier League. Dengan pemain seperti Bellingham, akan menambah dimensi lain pada serangan Inggris.

Potensi dan Kombinasi Formasi Baru

Inggris mencetak banyak gol di bawah Southgate, dan Kane berkontribusi hampir 40% dari total gol Inggris di bawah Southgate.

Melawan lawan yang lebih lemah, Inggris dapat memainkan Trent Alexander-Arnold. Dia adalah pemain pemberi umpan hebat dan dapat membuka pertahanan dengan umpan panjangnya. Meskipun dia bukan bek terbaik, ada cukup perlindungan pertahanan di tim dengan empat pemain belakang dan Declan Rice.

Jika terus menggunakan sistem ini, dengan Bellingham berduet bersama Kane, Inggris bisa meraih kesuksesan besar dalam turnamen Euro 2024 di Jerman.