FIFA Tetapkan Format Piala Dunia Antarklub Versi Baru

FIFA akhirnya telah menetapkan format yang akan bertanding di Piala Dunia Antarklub versi baru yang akan dimulai pada tahun 2025 mendatang.

Piala Dunia Antarklub versi baru bakal menjadi kompetisi utama baru FIFA. Turnamen ini bakal terasa seperti Piala Dunia antar negara seperti yang ingin diwujudkan oleh presiden FIFA Gianni Infantino. Ada 32 tim yang akan berlaga di kejuaraan tersebut dengan format yang sama dengan Piala Dunia 2022 lalu.

Dalam Piala Dunia Antarklub versi baru ini, seluruh tim akan dibagi dalam delapan grup berisi empat tim. Dua tim teratas di klasemen akhir babak penyisihan akan melaju ke fase gugur yang akan dimulai dari babak 16 besar. Menurut rencana, kompetisi ini akan diselenggarakan pada bulan Juni 2025 dan akan berlangsung empat tahun sekali.  Untuk tuan rumah, belum ada keputusan lebih lanjut, namun diprediksi yang bakal ditunjuk adalah AS, kemungkinan beserta Kanada atau Meksiko. Ketiganya merupakan tuan rumah Piala Dunia 2026 yang bakal diikuti oleh 48 tim. Tak pelak, ajang ini akan menjadi semacam tes persiapan menuju putaran final kompetisi paling dinanti sejagat tersebut.

JAGO TEBAK SKOR? MAIN DI Fun88

Piala Dunia U20

Komposisi Tim Peserta Piala Dunia Antarklub 2025

Perubahan besar dari piala dunia antarklub format saat ini yang hanya diikuti tujuh tim dengan sistem gugur menjadi 32 tim dengan format setengah kompetisi tentunya membawa perubahan besar, terutama perihal komposisi tim. FIFA sendiri telah menetapkan jatah bagi masing-masing konfederasi.

Di ajang tersebut, UEFA tetap mendapatkan jatah terbanyak yaitu 12 tim, diikuti oleh CONMEBOL yang mendapatkan enam slot. Sementara untuk zona Asia, Afrika dan CONCACAF dipastikan akan mendapatkan jatah empat klub. Sedangkan dua tempat tersisa akan diberikan kepada juara Oseania dan tuan rumah.

Untuk zona UEFA, 12 tim yang akan lolos terdiri dari empat juara Liga Champions Eropa sejak musim 2021/22 hingga 2024/25 plus delapan tim lain yang akan diambil berdasarkan angka koefisien UEFA. Meski begitu, satu negara akan dibatasi dua tim saja dari jalur koefisien ini, meski tidak menutup kemungkinan akan ada lebih dari dua klub yang lolos ke putaran final jika mereka juga menjuarai UCL.

Inggris diprediksi menjadi tim yang paling banyak mengirimkan wakilnya. Saat ini sepuluh tim teratas berdasarkan angka tersebut didominasi oleh tim dari liga paling kompetitif dan termahal di dunia saat ini. Manchester City berada di urutan kedua, kemudian ada Liverpool dan Chelsea di peringkat ke tiga dan empat, dan Manchester United di peringkat ke tujuh.

Untuk zona CONMEBOL, AFC, CAF dan CONCACAF, empat jatah yang tersedia juga akan diberikan kepada juara Copa Libertadores dan Liga Champions di masing-masing wilayah. Khusus untuk zona Amerika Selatan dua tiket tersisa kemungkinan juga akan ditentukan berdasarkan pencapaian terbaik dalam empat musim terakhir jika belum tersedia sistem perhitungan angka koefisien layaknya di benua biru.

Dengan skema diatas maka bisa dipastikan bahwa Real Madrid (juara Liga Champions Eropa 2022), Flamengo (kampiun Copa Libertadores 2022), Seattle Sounders FC (jawara Liga Champions CONCACAF 2022), Wydad Casablanca (juara Liga Champions Afrika 2022), klub Mesir, Al-Ahly (runner-up Liga Champions Afrika 2022), serta Al-Hilal atau Urawa Reds yang akan bertemu di final Liga Champions Asia 2022 telah memastiakn satu tiket ke Piala Dunia Antarklub versi baru mendatang.

Yang masih menjadi pertanyaaan adalah bagaimana menentukan wakil dari zona OCF mengingat mereka hanya mendapatkan satu tiket saja. Masih belum ada konfirmasi apakah skema playoff antara empat juara terakhir sejak edisi 2022 hingga 2025 yang digunakan atau hanya juara Liga Champions Oseania 2025 yang akan mewakili OCF nanti. Pasang taruhan anda untuk laga-laga Piala Dunia Antarklub 2023 di link alternatif Fun88.

Pencapaian Klub-klub Non Eropa dan Amerika Latin di Piala Dunia Antarklub

Pergantian format Piala Dunia Antarklub dengan lebih banyak peserta tentu bertujuan untuk menciptakan ajang yang lebih kompetitif. Faktanya, ajang ini semakin lama kian mudah diprediksi hingga dominasi Eropa yang berlangsung tanpa henti sejak edisi 2014. Terakhir kali wakil benua biru takluk di final terjadi di edisi 2013 dimana Corinthias dibawah asuhan Tite mampu menumbangkan Chelsea di final.

Bagaimana dengan wakil diluar Eropa dan Amerika Selatan? Ternyata beberapa diantaranya mampu mencapai final usai menyingkirkan para kampiun Copa Libertadores meski kemudian tidak berdaya dihadapan para jawara UCL. Ad setidaknya enam kali mereka melaju ke final. Wakil AFC telah melakukannya sebanyak tiga kali, disusul wakil dari zona Afrika sebanyak dua kali dan sekali dari zona CONCACAF.

Tim pertama yang melakukannya adalah klub asal Kongo, TP Mazembe di edisi 2010. Saat itu, mereka secara mengejutkan mengalahkan wakil CONCACAF Pachuca 1-0 di perempatfinal dan jawara Copa Libertadores, Internacional yang diperkuat oleh bintang Argentina, Andres D’Allesandro 2-0 di semifinal. Sayangnya, Inter Milan menggasak mereka 3-0 di partai puncak. Jejak Mazembe diikuti oleh Raja Casabalanca di edisi 2013. Klub asal Maroko tersebut mampu menyingkirkan Atletico Mineiro dengan Ronaldinho sebagai bintangnya di semifinal dengan skor meyakinkan 3-1. Sebelumnya, Mouhcine Iajour dkk menumbangkan Monterrey lewat perpanjangan waktu. Di final, raksasa Bayern Munich menghentikan ambisi mereka dengan unggul 2-0.

Sementara wakil Asia sukses mencapai final di edisi 2016, 2018 dan 2022 lalu. Di 2016, Kashima Antlers yang jadi tuan rumah ajang tersebut menghantam Atletico Nacional 3-0 di semifinal serta sempat memaksa Real Madrid bermain imbang 2-2 selama 90 menit. Cristiano Ronaldo lah yang membuat perbedaan dengan tampil gemilang lewat dua golnya di babak perpanjangan waktu. Dua tahun berselang, klub UEA, Al-Ain juga harus tumbang dari Real Madrid di final usai digilas 1-4 meski sempat menyisihkan River Plate di semifinal via adu penalti. Sementara, di edisi 2022 lalu, klub Arab Saudi, Al Hilal yang melakukannya. Usai mengalahkan Flamengo di semifinal, Salem Al-Dawsari cs menantang Real Madrid di final. Lagi-lagi Los Blancos masih terlalu tangguh bagi mereka.

Sementara satu-satunya wakil CONCACAF yang mampu lolos ke final Piala Dunia Antarklub adalah Tigres UNL di edisi 2020. Saat itu, klub Meksiko tersebut mampu menghantam Palmeiras di semifinal. Sayangnya, Andre Pierre Gignac cs dibekuk Bayern di laga puncak.

Mampukah para wakil non Eropa dan CONMEBOL mengulangi suksesnya di format baru nanti? Apakah wakil Amerika Selatan akan kembali juara atau dominasi Eropa kian tak terbendung? Kita tunggu tanggal mainnya.