Dominasi Italia di Kompetisi Eropa 2023, Awal Kebangkitan Serie A?

Kompetisi antar klub Eropa musim 2022/23 kental dengan dominasi Italia dimana ada lima klub Serie A lolos ke semifinal.

Liga Serie A Italia telah lama tertidur dari kejayaannya. Dominasi Italia di kompetisi Eropa terakhir kali mereka alami di dekade 1990an hingga awal 2000an. Setelah itu, kejayaan klub-klub Italia memudar meski tetap ada dua atau tiga klub yang mampu menjuarai kompetisi Eropa, terutama Liga Champions.

Supremasi sepakbola negeri Pizza kian menurun setelah skandal Calciopoli yang melibatkan klub-klub besar yaitu Juventus, AC Milan dan Fiorentina di tahun 2006 membuat pamor mereka kian tidak terlihat. Sejak itu kian minim nama-nama besar singgah untuk bermain di Serie A kecuali sudah memasuki usia senja menjelang pensiun. Gaya permainan klub-klub Italia yang kurang atraktif dengan lebih mengandalkan taktik pragmatis tentu kurang menarik perhatian dibandingkan sepakbola menyerang atraktif ala La Liga atau permainan cepat mengandalkan pressing ketat dan power di sepakbola Inggris.

Namun semua itu mendadak berubah di musim 2022/23 ini. Lima klub Serie A menandai dominasi Italia di kompetisi Eropa musim ini. AC Milan dan Inter Milan lolos ke semifinal Liga Champions, AS Roma dan Juventus mampu melaju ke babak empat besar di Liga Europa. Sedangkan Fiorentina menjadi andalan Italia di Liga Conference Eropa. Apakah ini menandai kebangkitan Serie A dan dominasi Italia di Eropa layaknya dekade 1990an? Menarik ditunggu kelanjutannya di musim-musim berikutnya. Yang pasti para pecinta sepakbola Italia yang besar di dua dekade tersebut ikut bersukacita dengan performa mereka musim ini.

JAGO TEBAK SKOR? MAIN DI 12bet

Dominasi Italia di Kompetisi Eropa Dekade 1990an

Dominasi Italia di kompetisi Eropa dimulai di musim 1988/89 dimana saat itu Tiga wakil Serie A melaju ke final di semua kompetisi antarklub Eropa. AC Milan di Liga Champions, Sampdoria di Piala Winners (kasta kedua kompetisi Eropa saat itu) dan Napoli di Piala UEFA (nama lama Liga Europa). Sayangnya, Il Samp gagal di laga puncak usai dibekuk 0-2 oleh Barcelona yang baru saja ditangani oleh Johan Cruyff saat itu. Sedangkan Rossoneri dan Il Partenopei sukses mengalahkan lawan-lawannya di final. Tim besutan Arrigho Sacchi membantai jawara edisi 1986, Steau Bucharest dengan skor telak 4-0. Sementara, Diego Maradona menjadi motor sukses Napoli mengalahkan VfB Stuttgart dalam laga ketat final dengan format home and away.

Ternyata kesukseskan mereka berlanjut di musim-musim berikutnya. Musim 1989/90 menjadi awal masa keemasan klub-klub Serie A. Di tahun yang sama saat Piala Dunia juga digelar di negeri Pizza tersebut, AC Milan berhasil mempertahankan gelar Piala Champions (versi lama UCL) usai menghantam Benfica 1-0. Di Piala Winners, Sampdoria akhirnya mampu merengkuh gelar setelah membekuk Anderlecht 2-0, sedangkan di Piala UEFA, terjadi final sesama klub Italia, antara Juventus dan Fiorentina. La Vecchia Signora menang mudah dengan skor agregat 3-1. Pasang taruhan anda untuk laga-laga Liga Italia di link alternatif 12bet.

Dekade 1990an pun praktis jadi milik Serie A. Prestise kompetisi tersebut melonjak dibarengi dengan membanjirnya para bintang besar yang merumput di Italia. Prestasi mereka di kejuaraan antarklub Eropa pun berlanjut. Di Liga Champions, AC Milan jadi kampiun 1994 dan 2003, diikuti oleh Juventus di 1996. Rossoneri juga menjadi finalis di edisi 1993, 1995. Sedangkan si Nyonya Tua menjadi runner up di edisi 1997, 1998 serta 2003.

Di Piala Winners, selain Sampdoria, ada Parma yang jadi juara di edisi 1993 plus runner up setahun kemudian, diikuti Lazio yang jadi kampiun edisi terakhir 1999 sebelum digabung dengan Piala UEFA menjadi Liga Europa. Di kasta ketiga Piala UEFA, Juventus juga berjaya di edisi 1993, sementara Inter Milan menjadi kampiun di tahun 1991, 1994 dan 1998. Sementara, Parma merengkuh trofi di edisi 1999. Bahkan terjadi final sesama klub Italia di edisi 1991 dimana La Beniamata ditantang AS Roma serta di tahun 1999 dimana giliran rival sekota Lazio yang bersua Inter Milan.

Musim 2002/03 menjadi titik terakhir penanda dominasi Italia di Eropa dimana saat itu terjadi final sesama wakil Italia di Liga Champions antara AC Milan dan Juventus.  Partai sesama klub Italia telah tersaji di babak semifinal saat duo Milan bersua, persis seperti yang terjadi di musim ini.

Prestasi Klub-Klub Italia Pasca Calciopoli

Pasca Calciopoli di 2006, prestasi para wakil Italia perlahan mulai surut. Ironisnya, hal ini terjadi saat timnas Italia justru mampu menjadi juara dunia 2006, runner up Piala Eropa 2012 sebelum akhirnya menjadi kampiun di edisi 2020 yang diselanggarakna di tahun 2021 tersebut. Sedangkan justru saat klub-klub Serie A mendominasi Eropa, Gli Azzurri malah gagal meraih satu gelar pun di berbagai ajang turnamen internasional.

Di Liga Champions, AC Milan masih sempat meraih gelar di edisi 2007 setelah menjadi runner up di 2005. Sementara, Inter Milan meraih treble winners di 2010. La Vecchia Signora hanya bisa menjadi finalis dua kali di ajang antarklub tertinggi di benua biru itu, yaitu di edisi 2015 dan 2017. Sayangnya, mereka dua-duanya digasak duo raksasa La Liga, Barcelona dan Real Madrid.

Sementara di kasta kedua, Liga Europa, prestasi klub-klub Italia sangat mengenaskan. Tidak ada satupun dari mereka yang mampu untuk sekedar lolos ke final kejuaraan antarklub Eropa tersebut. Asa baru muncul di musim lalu,saat AS Roma merengkuh gelar perdana di ajang Liga Conference Eropa, yang merupakan turnmanen kasta ketiga, diperkenalkan.